Salah satu kendala yang sering dihadapi banyak orang yaitu bingung ketika mencari jasa lokal profesional. Apalagi ketika berhadapan dengan masalah, mulai dari AC kurang dingin, TV rusak, hingga mencari guru les.
Hal ini salah satunya dialami Teguh (29). Pria yang baru menikah beberapa bulan lalu ini kebingungan ketika AC-nya rusak. Hal tersebut terjadi ketika dia baru saja pindah ke rumah baru di daerah Bogor. “Dulu, saya tinggal di rumah orangtua di daerah Jakarta. Kalau AC rusak, orangtua saya sudah punya teknisi langganan. Sekarang saya bingung harus mencari teknisi AC di Bogor,†keluh Teguh.
Kendala
Mencari penyedia jasa servis yang oke memang tak mudah. Kita biasanya mencari tahu dengan bertanya ke tetangga atau kenalan. Jika belum dapat juga, kita mencari via internet. Semua hal tersebut tentu butuh waktu yang tak sebentar. Kita juga harus menceritakan permasalahannya berulang-ulang.
Di sisi penyedia jasa, mereka terkendala “memasarkan†keahliannya ke para pencari jasa. Hal ini dialami Dimas (26). Pria berpostur tinggi ini memiliki keahlian memperbaiki alat-alat elektronik.
“Selama ini saya mendapatkan konsumen berdasarkan informasi dari mulut ke mulut. Misalnya, si A yang TV-nya sudah saya perbaiki, nanti si-A akan merekomendasikan ke temannya,†ungkap Dimas.
Mekanisme seperti itu sudah dilakukannya selama hampir setahun. Hasilnya, pertambahan konsumen hanya meningkat sedikit. Dimas juga sempat beriklan di internet. Hasilnya lumayan banyak, tetapi tak semua berlanjut hingga sepakat.
“Konsumen dari internet kebanyakan hanya bertanya. Mereka ingin tahu masalah yang terjadi di perangkat elektroniknya. Namun, ujung-ujungnya tak jadi menyewa jasa saya,†keluh Dimas.
Penghubung
Melihat kedua hal tersebut, Indonesia sebenarnya membutuhkan suatu platform khusus yang bisa menjadi penghubung antara pencari jasa dan penyedia jasa. Kita butuh semacam marketplace yang bisa mengurasi berbagai permintaan dari pencari jasa dan penawaran dari penyedia jasa.
Nayoko Wicaksono selaku Co-Founder & CEO Seekmi beserta Clarissa Leung selaku Co-Founder & COO Seekmi menjawab masalah tersebut dengan aplikasi Seekmi. Seekmi merupakan platform besutan anak bangsa yang membantu menghubungkan pencari jasa dengan penyedia jasa.
Filosofi pemilihan nama Seekmi cukup unik. Menurut Nayoko, Seekmi berarti “cari sayaâ€. Seekmi mengajak konsumen yang butuh informasi jasa servis untuk mencari mereka. Hal tersebut sesuai dengan logo mereka yang berwujud seperti pin GPS di Google Maps.
“Indonesia memiliki sekitar 500.000 penyedia jasa. Rata-rata dari mereka belum masuk ke ranah digital. Sementara itu, para pencari jasa sering bingung mencari penyedia jasa ke mana. Hal ini merupakan suatu masalah yang membutuhkan solusi,†ungkap Nayoko.
Clarissa menuturkan, tantangan yang dihadapi Seekmi di Indonesia yaitu mengubah kebiasaan orang untuk lebih menggunakan aplikasi dibandingkan bertanya ke teman ketika mencari jasa profesional lokal.
Pengalaman
Menariknya, pengalaman kesulitan mencari penyedia jasa servis sempat dialami kedua founder Seekmi. Hal ini Nayoko alami ketika baru pindah ke apartemen. Saat itu, dia kesulitan mencari jasa pembersih ruangan dan penuntas hama.
Sementara itu, Clarissa yang berasal dari Kanada mengalami kendala serupa. Ketika baru pindah ke Jakarta, dia kebingungan mencari jasa servis AC dan guru bahasa Indonesia. Akhirnya, Nayoko dan Clarissa mencari jasa via Seekmi. Tak butuh waktu lama, penawaran langsung mereka terima.
“Setiap penyedia jasa yang ada di Seekmi sudah kami kurasi dengan ketat. Mereka dilihat dari segi pengalaman, testimoni konsumen sebelumnya, dan portofolio pelengkap. Selain itu, setiap akhir proyek, mereka akan diberi sistem rating oleh konsumen. Semakin bagus servis yang dilakukan, semakin bagus rating yang mereka dapat,†ungkap Nayoko.
Jika Anda sedang mencari jasa profesional lokal silakan mencoba via Seekmi melalui laman www.seekmi.com. Jika ingin lebih praktis, mulai hari ini pengguna ponsel Android bisa mengunduh Seekmi via Google Play. [INO]
noted:Â Mencari Jasa Kini Bisa via Ponsel