Pandemi Covid-19 yang kini semakin meluas di Indonesia menyebabkan perekonomian negara di ambang resesi. Bahkan, dilansir dari data Kementerian Keuangan, perekonomian Indonesia pada kuartal II-2020 telah terkoreksi hingga 5,32 persen. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam beberapa kesempatan juga mengatakan bahwa perekonomian pada kuartal ketiga diprediksi masih akan berada di zona negatif.

Ekonomi yang terkoreksi ini dipandang Andy F Noya sebagai tantangan, khususnya bagi generasi muda yang kini telah memasuki usia kerja. Hal ini disampaikan dalam webinar bertajuk “Attitude: The Price of Success”, yang diselenggarakan oleh Kognisi pada 30 September 2020 di hadapan lebih dari 400 peserta.

Menurut Andy, yang juga merupakan seorang jurnalis, wirausaha sosial, dan penulis, ekonomi yang terkoreksi ini dapat mengakibatkan berbagai hal. Salah satunya, pemutusan hubungan kerja (PHK). Oleh karena itu, angka pengangguran meningkat dan menyebabkan persaingan mendapatkan pekerjaan semakin ketat.

Meski demikian, Andy berpendapat situasi sulit dan berat ini tidak boleh membuat generasi muda kehilangan semangat dan optimismenya.

“Manusia itu hidup dan kemudian bisa sukses karena ada asa di situ, ada harapan. Kalau manusia hidup dan tidak punya harapan, itu sama dengan zombie–dia gak punya harapan apa-apa, gak punya purpose in life,” ungkapnya.

Menemukan lentera jiwa

Mengelaborasi lebih jauh mengenai harapan dan tujuan (purpose), Andy menggarisbawahi, berdasarkan pengamatannya selama lima tahun terakhir, masih banyak anak muda yang merasa salah jurusan karena mengikuti pilihan orangtua atau teman sehingga mereka tidak nyaman dalam menjalaninya.

Untuk itu, Andy bersama rekannya kemudian membuat sebuah gerakan bernama Lentera Jiwa dalam upaya membantu anak-anak muda menemukan minat (passion) mereka sehingga mempermudah menemukan tujuan hidupnya dan mencapai kesuksesan.

 Lentera jiwa itu passion. Nah, passion ini salah satu kunci atau pintu masuk untuk kita bisa sukses. Kalau menyukai sesuatu, kita akan bekerja lebih dari orang-orang yang bekerja hanya untuk mencari makan atau membiayai hidupnya.” papar pria yang baru-baru ini dianugerahi penghargaan Satya Lencana Wira Karya oleh Presiden Joko Widodo tersebut.

Andy juga menilai bahwa pada era disrupsi saat ini akan jauh lebih mudah untuk merealisasikan lentera jiwa meskipun sudah terlanjur salah jurusan. Hal ini karena aksesibilitas dan fleksibilitas yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih.

Sebagai contoh, zaman dahulu ketika seseorang mengambil jurusan hukum, bidang pekerjaannya akan terbatas pada hal-hal yang terkait dengan hukum saja seperti pengacara, jaksa, dan hakim. Hal inilah yang kemudian menyebabkan orang-orang yang merasa salah jurusan akan selalu terjebak dalam bidang yang tidak disukainya.

“Tapi, hari ini berbeda, kita lihat anak-anak lulusan kedokteran (bisa) bikin kafe sukses, jualan kopi sukses, (membuat) layanan bersih-bersih sepatu sukses. Jadi, sekarang, petanya berubah karena teknologi mengubah lanskap bermacam pekerjaan. Perubahan ini membuat jurusan-jurusan apa saja boleh masuk di pekerjaan apa saja. Jadi, sekarang, orang akan lebih melihat kamu punya kemampuan apa, skill-mu apa, kamu sudah punya purwarupa apa, portofolio kamu bagaimana,” jelasnya.

Sebagai penutup, Andy menekankan bahwa hidup ini hanya sekali dan karenanya kita harus mencari makna dalam hidup dan senantiasa berusaha memberikan sesuatu yang memiliki arti.

“Jangan hidup itu mengalir seperti air karena air itu ada yang mengalir ke samudra luas, tetapi ada juga air yang mengalir ke selokan kotor. Hidupmu gak boleh seperti itu, hidupmu harus benar-benar kamu atur agar mengalir ke samudra yang luas. Tentukan apa tujuan hidupmu dan berbuat baiklah selalu sekecil apa pun dalam hidupmu, karena itu inti kebahagiaan kita sebagai manusia,” pungkasnya.

Kognisi adalah produk turunan Growth Center, yang merupakan platform berbasis edukasi persembahan Kompas Gramedia yang dibangun pada Mei 2019. Kognisi secara periodik juga mengadakan webinar yang terbuka untuk publik. Informasi lebih lanjut mengenai webinar Kognisi selanjutnya bisa langsung dikunjungi di akun Instagram @kognisikg dan situs learning.kompasgramedia.com (khusus karyawan Kompas Gramedia). Selamat belajar, Kogi Friends! Stay safe, healthy, and sane!

Penulis: Aurina Indah Tiara, Editor: Sulyana Andikko.