Sakit memang tidak dapat ditolak. Bisa jadi, sebelum memulai liburan, tubuh terasa sehat. Namun, begitu sampai di tujuan atau di tengah-tengah perjalanan, Anda mengalami mual, pusing, muntah, atau diare. Jika sudah begini, liburan bisa runyam. Berwisata yang seharusnya menjadi pelepas penat justru terganti menjelma waktu istirahat di tempat menginap.
Penyakit dan pemicu
Ada beberapa pemicu timbulnya penyakit saat perjalanan. Sebagai contoh, sakit kepala atau pusing dan perut mual. Gejala ini bisa terjadi ketika Anda kelelahan dalam perjalanan. Perjalanan hingga lebih dari 4 jam memang bisa membuat tubuh menjadi kelelahan. Siasatnya, Anda perlu memastikan kondisi tubuh benar-benar fit sebelum dan selama dalam perjalanan.
Diare dan muntah-muntah yang disertai lemas juga bisa dialami banyak orang yang tengah berlibur. Penyebabnya beragam, misalnya bumbu makanan yang kurang cocok atau sanitasi yang buruk. Inilah pentingnya selektif dalam memilih makanan saat berlibur. Sebaiknya Anda siapkan tisu basah saat perjalanan. Ini akan berguna untuk membersihkan peralatan makan atau pemakaian lainnya untuk menjaga sanitasi.
Gangguan pernapasan seperti flu atau bahkan asma juga bisa terjadi ketika berlibur. Hal ini bisa dipicu perbedaan suhu dan daya tahan fisik yang menurun. Sementara itu, asma bisa dipicu faktor-faktor tertentu, di antaranya debu, suhu udara, dan faktor-faktor pemicu lainnya.
Gangguan pernapasan seperti sesak napas disertai sakit kepala juga bisa muncul akibat Anda melakukan pendakian ke tempat yang tinggi seperti gunung atau perbukitan. Ini terjadi akibat udara yang kering atau kadar oksigen yang rendah. Antisipasinya, Anda perlu membiasakan diri dengan menempuh lokasi yang lebih tinggi dari biasanya.
Saat melakukan perjalanan panjang dengan pesawat terbang, Anda mungkin saja mengalami jet lag. Perbedaan zona waktu membuat jam biologis tubuh termasuk waktu istirahat yang berubah. Anda pun bisa mengalami kelelahan atau kesulitan istirahat. Siasatnya, alokasikan waktu untuk tidur yang cukup.
Penanganan
Jika Anda kerap mengalami gejala-gejala gangguan kesehatan seperti di atas, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Istirahat cukup dan tubuh sehat sebelum berlibur saja belum cukup. Anda perlu memenuhi kecukupan asupan air putih.
Melakukan perjalanan panjang misalnya hingga 15 jam di pesawat terbang rentan terkena risiko dehidrasi. Anda pun perlu mengonsumsi air putih yang cukup. Tidak masalah jika Anda terpaksa harus rajin ke kamar kecil, yang penting dehidrasi dapat dihindari.
Perbedaan zona waktu selama perjalanan memang membuat jam biologis berubah. Meskipun demikian, Anda perlu tetap menjaga pola makan dan istirahat. Bila saatnya harus makan, Anda jangan menunda-nunda. Manfaatkan waktu yang tersedia untuk beristirahat. Meskipun tidak lama, istirahat 1-2 jam penting untuk membantu mengisi “energi” ulang dalam tubuh.
Jika benar-benar jatuh sakit hingga demam dan lemas saat berada di lokasi, sebaiknya Anda jangan memaksakan diri beraktivitas. Istirahatkanlah diri, konsumsi makanan yang cukup, dan Anda asup vitamin. Dengan demikian, Anda bisa lebih cepat pulih.
Bila demam tidak kunjung sembuh, sebaiknya Anda periksakan diri ke dokter atau rumah sakit terdekat. Gunakan asuransi Anda jika tidak membawa dana yang cukup untuk berobat. Alternatif lainnya, Anda bisa menggunakan kartu kredit untuk membiayai pengobatan, terutama jika sakit saat berwisata di luar negeri. [*/MIL]
Baca juga: Rekomendasi Makanan untuk Orang Sakit Agar Cepat Pulih