Apakah kita masih membutuhkan pintu ke mana saja jika satu buku sebenarnya bisa membawa kita berkelana? Dengan membaca, kita “melihat†dunia.
Sayangnya, tiap orang memiliki minat baca yang berbeda-beda. Hal ini juga disadari oleh Bella Moulina (20) pada lima tahun silam. Mereka melihat kurangnya minat literasi di kalangan pemuda dan anak-anak Jambi. Kegelisahan pun tak bermuara tanpa solusi. Bersama rekannya, Meila Rosianika, Bella mulai membentuk Sahabat Ilmu Jambi (SIJ) pada 5 Agustus 2011.
SIJ memosisikan diri sebagai komunitas independen yang bergerak di bidang kerelawanan, kepemudaan, kreativitas, dan sosial pendidikan. Dengan mengusung semangat “Menebar Ilmu, Membuka Cakrawalaâ€, kegiatan lebih banyak berorientasi pada aktivitas yang bertujuan meningkatkan minat baca dan menulis. Para relawan berbagi ilmu di kalangan anak-anak yang kurang beruntung, termasuk anak-anak panti asuhan, anak jalanan, dan anak tidak mampu di Jambi.
“Mencari relawan jadi bagian dari tantangan. Kala itu, belum banyak komunitas yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan. Pemuda Jambi pun belum familier dengan kegiatan kerelawanan. Namun, SIJ tetap berjalan. Sebagai langkah awal, kami mengisi kegiatan bersama adik-adik Panti Asuhan Madinatul Aitam dan Panti Asuhan Darul Aitam. Kami membawa buku, bercerita tentang suatu hal yang nantinya mengarahkan mereka untuk membaca buku. Informasi mengenai kegiatan kami sebarkan melalui media sosial supaya lebih banyak yang tahu,†ujar Bella yang kini terlibat sebagai Executive Learning & Character Development setelah menjabat dua tahun pertama menjadi ketua.
Berawal dari sekitar 10 orang relawan, kini SIJ semakin bertumbuh. Menurut data per Februari 2016 pada masa rekruitmen, terdapat 168 relawan baru. Sementara itu, jumlah relawan aktif sejak 2011 hingga sekarang mencapai 60 orang. Dengan meningkatkan minat baca dan menulis, para relawan sangat yakin bahwa generasi berikut akan mampu menghadapi dan menciptakan sebuah perubahan.
SIJ memiliki banyak program. Di antaranya, Sahabat Ilmu Jambi Volunteer Training bagi relawan baru, kegiatan sejenis travel to teach, Jelajah Sekolah, Pendampingan Adik Asuh, dan Social Entrepreneurship bagi relawan SIJ yang tertarik dengan dunia bisnis. Keberadaan taman baca pun tak hanya di area kota. Di Taman Baca Sahabat Ilmu Sarolangun, anak-anak bisa mengikuti kelas belajar gratis.
Muhammad Sopian selaku Executive Leader Sahabat Ilmu Jambi menambahkan, ada pula program Bank Buku dari Divisi Taman Baca. Buku-buku yang didapat dari donasi dikumpulkan dan diklasifikasi, menjadi aset SIJ, dan disimpan di rak-rak buku yang ada di Taman Baca Masyarakat Sahabat Ilmu Jambi yang terletak di Kompleks Ruko Pasar Villa Kenali Jambi. Masyarakat dibebaskan untuk membaca dan meminjam buku yang ada sesuai dengan prosedur yang berlaku.
“Sejak saya diamanahkan menjadi ketua, kini pendampingan berpindah di Kampung Legok, Danau Sipin. Tepatnya, di Sekolah Dayung Bank Sampah Habibah RT 40. Anak-anak di sekitar lokasi lebih membutuhkan pembinaan dan pengajaran. Selain akses buku-buku bacaan yang minim, mereka harus menghadapi jarak sekolah yang rentan terendam banjir dengan fasilitas kurang memadai,†tutur Sopian.
Terngiang harapan besar dalam pikiran Sopian. SIJ dapat berkembang menjadi sebuah wadah yang apik bagi setiap pemuda yang ingin membuat perubahan. Bahkan, menjadi lembaga yang independen dengan tetap mengedepankan asas kepedulian kepada sesama.
Rangkaian kegiatan SIJ tersimpan dalam situs web sahabatilmujambi.com. Anda bisa mendaftar sebagai relawan atau menyalurkan donasi buku. Sementara itu, informasi terbaru bisa dipantau via Twitter @SahabatIlmuJBI atau Facebook Fans Page Sahabat Ilmu Jambi. Nah, sudahkah Anda siap untuk bergerak bersama, berbagi ilmu untuk sesama? [GPW]
Foto-foto DOK SAHABAT ILMU JAMBI
noted:Â Membuka Cakrawala Anak-anak Jambi