“Sisa sayuran dan buah jangan dibuang, Dek. Sisihkan saja di kantong keresek putih itu,” kata ayah.
Amanda heran. “Mau dipakai untuk apa, Ayah?”
“Mau dibuat pupuk kompos,” jawab ayah.
“Memangnya bisa membuat pupuk dari sisa-sisa sampah seperti ini, Ayah?” Amanda mulai tertarik.
“Tentu saja bisa. Nanti kamu lihat saja bagaimana pembuatannya.”
“Asyik, aku mau Ayah!” seru Amanda senang.
Amanda adalah siswa kelas 6 SD di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Hobinya adalah berenang dan bercocok tanam. Sejak masa pandemi Covid-19, hampir setahun ini, Amanda berada di rumah saja.
Sore ini, ayahnya jadi mengajaknya membuat pupuk kompos dari limbah bahan makanan. Amanda mendapat tugas memotong-motong sisa sayuran dan buah-buahan menjadi berukuran kecil. Sementara itu, ayah mempersiapkan sebuah wadah ember berukuran besar.
“Pertama, letakkan sebagian limbah potongan sayur dan buah ke dalam ember,” ucap ayah pada Amanda. Ayah kemudian mengaduk-aduk campuran tanah dan arang sekam.
Setelah Amanda memasukkan sebagian potongan limbah sayur dan buah ke dasar ember, ayah kemudian melapisinya dengan campuran tanah dan arang sekam dan menyiramnya dengan sedikit air. Ayah lalu kembali menyuruh Amanda memasukkan potongan limbah sayur dan buah ke ember. Setelah itu, ayah kembali menaruh campuran tanah dan arang sekam di atas limbah sayur dan buah. Langkah selanjutnya, ayah menuang cairan dari botol berwarna kuning ke dalam ember.
“Ini namanya larutan EM4. Gunanya, mempercepat pembusukan sampah sampai menjadi pupuk kompos,” terang ayah pada Amanda.
“Sekarang, kita tutup rapat wadahnya. Diusahakan agar tidak terkena air hujan dan sinar matahari, ya?” pesan ayah.
“Berapa lama prosesnya sampai menjadi pupuk kompos, Ayah?”
“Sekitar tiga mingguan, baru pupuknya bisa kita pakai menyuburkan tanaman.”
Sekitar tiga minggu, Amanda menunggu hingga pupuk komposnya jadi. Akhirnya, pupuk tersebut terbentuk dengan sempurna. Lekas Amanda membubuhkan pupuk itu ke dalam pot-pot tanaman yang dia punya. Benar saja, beberapa waktu kemudian, tanaman-tanamannya terlihat tumbuh dengan subur dan lebat. Amanda gembira.
“Lihat, Ayah! Semua tanaman ini tumbuh dengan subur. Ini berkat pupuk kompos yang kita buat.”
“Nah, walaupun hanya berada di rumah, kita tetap dapat melakukan sesuatu yang bermanfaat dan kreatif, kan?” kata ayah mengerlingkan mata pada Amanda.
“Iya benar. Ayahku memang hebat!” Amanda dan Ayah lalu tertawa bersama. *
Penulis: Henny Widyaning Fatmasari
Pendongeng: Paman Gery (IG: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita