Menilik manfaatnya yang baik untuk menjaga kesehatan jiwa dan raga, yoga kini dipraktikkan tak hanya oleh penganut kepercayaan tertentu. Ajaran tentang penyatuan dengan alam semesta dan Sang Pencipta yang dikembangkan filsuf Hindu Maharsi Patanjali sekitar lima ribu tahun silam ini berkembang menjadi sesuatu yang universal.

Banyak orang kini mengenal yoga sebagai olahraga. Pada prinsipnya, yoga menggunakan asana (postur), konsentrasi terfokus pada bagian-bagian tubuh tertentu, dan pranayama (teknik pernapasan) untuk mengintegrasikan tubuh dengan pikiran dan pikiran dengan jiwa.

Ternyata, bukan hanya dapat dilakukan dan bermanfaat bagi para orang dewasa, yoga juga dapat dilakukan oleh anak-anak. Seperti yang dipersembahkan oleh Tina Maladi (Tina). Sejak 2006, Tina telah menjadi pengajar yoga bagi anak. Melalui Kids Yoga Jakarta yang didirikannya, Tina memperkenalkan yoga bagi anak dan anak-anak berkebutuhan khusus di Indonesia.

Tina menjelaskan bahwa yoga merupakan gabungan aktivitas fisik, latihan pernapasan, dan regulasi emosi. Ketiga hal ini sangat penting untuk kita semua. Jika terjadi ketidakselarasan dalam satu hal tersebut, akan menyebabkan gangguan. Hal ini dapat juga dialami oleh anak-anak. Ketika ketidakselarasan tersebut terjadi pada mereka, hal ini juga dapat membuat mereka mengalami pola pernapasan yang kurang optimal sehingga berhubungan dengan tingkat emosi.

Yoga bagi anak

Tingkat emosi berhubungan dengan kesehatan. Oleh karena itu, mendapatkan akses untuk kesehatan menjadi salah satu hak anak yang harus diperhatikan dan dipenuhi oleh orangtua. Anak dan anak-anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama. Melalui yoga, diharapkan kesehatan anak dapat terjaga. Selain perubahan kelenturan tubuh, lewat yoga anak bisa mendapatkan keseimbangan antara fisik dan mental. Tubuh anak sehat, pikiran lebih fokus, dan anak dapat lebih tenang.

“Untuk anak-anak berkebutuhan khusus, contohnya pada anak dengan Autism, sering kali mereka anxiety atau cemas, sering lompat-lompat. Hal ini berhubungan dengan sistem pernapasan mereka dan sensory issue yang dapat diatasi dengan gerakan fisik atau asanas pada yoga,” terang Tina yang sejak tahun lalu telah menjadi Yoga Education trainer pertama di Indonesia.

Yoga Education adalah program yoga untuk sekolah yang memberikan pelatihan untuk para guru dan pendidik agar dapat mengajarkan yoga di kelas. Melalui yoga, Tina melihat dan merasakan bahwa yoga sebagai aktivitas yang sesuai untuk anak-anak yang mengalami gangguan motorik karena yoga tidak bersifat kompetisi.

“Manfaat yoga sebagai aktivitas untuk anak-anak kondisi kebutuhan khusus, antara lain memperbaiki motorik kasar, membantu menenangkan (calming), memperbaiki pola tidur, dan meningkatkan harga diri (self esteem) pada anak-anak,” papar Tina yang telah mempelajari yoga untuk anak berkebutuhan khusus dari Fezia Tyebally (Malaysia) dan Sonia Sumar (Brasil).

Selain itu, dalam yoga ada relaksasi yang sangat dibutuhkan anak-anak berkebutuhan. Kebanyakan mereka menjalani banyak terapi dan kadang-kadang mereka butuh break. Setiap anak-anak dengan kondisi special needs, kebanyakan para orangtua sangat terlibat secara emosional.

“Saya melihat yoga ini juga baik manfaatnya untuk para orangtua. Karena saya sendiri sebagai orangtua dari anak dengan autism. Tentunya merasakan hal yang sama, capek fisik dan emosi, kekhawatiran terhadap masa depan anak, dan sebagainya. Namun, yoga membantu saya untuk belajar teguh (detachment) dan selalu hadir (be present). Karena kalau saya terus dalam kondisi stres, tentunya tidak akan membawa dampak positif pada pertumbuhan kembang anak-anak saya,” ungkap Tina yang juga menjadi instruktur yoga bagi anak-anak down syndrome dan cerebral palsy.

Yoga terasa menjadi seni dalam hidup dan menjadi sebuah tindakan yang memberikan kesempatan seseorang untuk menjadi lebih baik jiwa dan raga. Tidak hanya bagi orang dewasa tapi juga anak-anak. [ACH]

Foto: Kids Yoga Jakarta