Industri otomotif terus mengalami inovasi. Keikutsertaan dalam menjaga lingkungan juga mendapat perhatian serius. Ini dapat dilihat dari banyaknya mobil konsep masa depan yang menggunakan listrik sebagai sumber tenaganya.

Pada 1769, Nicolas-Joseph Cugnot menandai kehadiran kendaraan tenaga uap pertama dengan memamerkan kendaraan beroda tiga. Ini menjadi salah satu rangkaian dari awal mula hadirnya kendaraan bermotor. Seiring perkembangan teknologi, kendaraan kemudian digerakkan menggunakan tenaga mesin berbahan bakar bensin dan solar.

Hasilnya, kendaraan-kendaraan yang berseliweran di jalan raya memiliki batas kecepatan maksimal yang terus meningkat. Kenyamanan pun semakin mendekati kata “sempurna”, berkat hadirnya fitur-fitur canggih. Namun, yang tak bisa dimungkiri adalah kendaraan bermotor menjadi salah satu penyumbang terbesar polusi udara di dunia.

Para ahli otomotif tidak tinggal diam. Mereka terus berinovasi menciptakan kendaraan yang tidak hanya aman dan nyaman, tetapi juga kian ramah lingkungan. Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 yang digelar beberapa waktu lalu di ICE BSD, Tangerang, bisa dijadikan gambaran keseriusan industri otomotif menjaga bumi ini agar lestari. Salah satunya dengan menunjukkan mobil-mobil yang bertenaga listrik.

Tantangan

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan, perkembangan mobil listrik merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan baik. “Untuk menghadapi tantangan tersebut, Indonesia memerlukan tunjangan dari pemerintah dan Kementerian Perindustrian dalam memberikan kemudahan dan aturan-aturan yang baik terhadap mobil listrik.”

Pemerintah telah merencanakan program untuk menyediakan tenaga listrik. Selanjutnya, di setiap lima tahun, pemerintah setidaknya akan membangun 35.000 megawatt sehingga nantinya tenaga listrik dapat memadai kebutuhan listrik bagi 400 ribu mobil listrik yang ditargetkan akan diluncurkan pada 2025.

Foto-foto Iklan Kompas/Antonius SP dan Adi Yuwono

BMW Indonesia yang hadir di GIIAS 2017 menjadi salah satu peserta pameran yang menampilkan mobil konsep bermesin listrik. Mengusung tema “Future of Mobility”, merek asal Jerman ini menampilkan BMW i3 untuk pertama kalinya di Indonesia.

Dalam siaran tertulisnya, President Director BMW Group Indonesia Karen Lim menjelaskan, pihaknya konsisten menciptakan mobil-mobil futuristis dan ramah lingkungan. “BMW Indonesia hadirkan BMW i3 untuk semakin menunjukkan pentingnya solusi mobilitas elektrik bagi Indonesia. Tahun ini, BMW Group Indonesia sekali lagi tampilkan kepemimpinannya dalam menghadirkan varian kendaraan ramah lingkungan yang sejalan dengan visi industri otomotif Indonesia.”

Selain memperkenalkan inovasi, BMW secara konsisten memberikan edukasi kepada masyarakat tentang perkembangan industri otomotif pada masa mendatang. Kehadiran BMW i3 ini menjadi penanda babak baru di bidang electro mobility. Kendaraan ini merupakan model produksi pertama dari BMW Group yang beroperasi penuh menggunakan tenaga listrik.

Serius

2808-LANGGAM–2
2808-LANGGAM-4
2808-LANGGAM-5
2808-LANGGAM–1

Tak hanya produsen asal Eropa. Merek-merek asal Jepang pun turut unjuk kebolehan menampilkan inovasinya. Nissan, misalnya. Melalui Nissan Motor Indonesia (NMI), Nissan mendatangkan Nissan BladeGlider, kendaraan sport listrik tiga penumpang.

Tidak hanya itu, Nissan juga menghadirkan hatchback listriknya, Nissan Note e-Power. Mobil yang diluncurkan tahun lalu di Jepang ini menggunakan pemindahan daya listrik yang didukung oleh baterai yang dapat diisi ulang dengan mesin bensin.

Kehadiran dua mobil konsep tersebut diharapkan dapat dijadikan gambaran  masyarakat terhadap keseriusan Nissan menciptakan kendaraan yang aman, cerdas, dan dapat dinikmati konsumen. Melalui Nissan Intelligent Mobility, teknologi-teknologi canggih tersebut sudah mulai dapat dirasakan konsumen mulai sekarang melalui mobil-mobil baru yang diluncurkan.

Tak ketinggalan, Toyota juga memikat pengunjung GIIAS 2017 dengan produk-produk andalannya, di antaranya Prius generasi ke-4 yang merupakan mobil hibrida hasil penyempurnaan versi sebelumnya. Melalui platform Toyota New Global Architecture (TNGA), mobil ini menggunakan mesin sama seperti pendahulunya, yakni 1.800 cc. Sedan yang dilengkapi dengan Toyota safety sense, blind Spot monitor, dan  rear cross traffic alert ini menggunakan baterai lithium-ion atau nickel hydre.

Masih banyak mobil konsep yang diciptakan dengan mengedepankan lingkungan hijau. Apakah mobil-mobil top itu sekadar “pemanis” pameran atau memang benar-benar akan mengaspal di Tanah Air? Lalu, bagaimana dengan sarana dan prasarananya? Kita tunggu beberapa tahun mendatang. [B ADI YUWONO]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 26 Agustus 2017