Mebel yang menggunakan kayu bekas atau kayu limbah biasa disebut dengan reclaimed furniture. Jangan menilai buruk dahulu karena dengan polesan kreatif ternyata kayu limbah dapat berubah menjadi mebel serba guna yang tampilannya lebih kreatif dan indah.
Reclaimed furniture pun terdiri atas beberapa jenis seperti reclaimed boat furniture, yakni kayu bekas kapal nelayan; reclaimed pine furniture merupakan palet kayu pinus impor dari Brasil dan Selandia Baru; reclaimed teak root, yakni akar tua kayu jati yang berasal dari gunung kapur; reclaimed teak branch furniture merupakan bahan dari ranting kayu jati; serta reclaimed teak furniture yang bahannya dari bongkaran rumah seperti rumah Joglo khas Jawa.
Mebel kayu bekas merupakan penerapan konsep green furniture. Soal harga, jangan anggap remeh. Harga mebel dari limbah kayu ini juga dapat melambung tinggi.
Semuanya kembali bagaimana cara sang desainer mebel membuat mebel dari kayu bekas terlihat lebih menarik, bagus, dan tentunya fungsional, bukan sekadar pajangan. Nyatanya, tren mebel dengan eco-label atau produk berwawasan lingkungan termasuk produk yang mulai banyak dicari saat ini.
Hal ini dapat pula kita terapkan untuk keperluan mebel di rumah. Kayu-kayu bekas dapat kita gunakan kembali menjadi tatakan tempat tidur, ayunan, meja santai di halaman rumah, coffee table, rak majalah, rak sepatu, dan masih banyak ide kreatif lain dalam memanfaatkan barang bekas. Memanfaatkan kayu bekas dapat mengganti suasana rumah atau menambahkan sedikit gaya rustic ke dalam rumah. Yuk, dicoba. [*/ACH]
Foto dokumen Shutterstock.
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 9 Februari 2016