Meski kocek tipis, harapan untuk bisa punya mobil masih bisa diwujudkan. Salah satunya dengan membeli mobil bekas. Namun, mendapatkan mobil bekas yang masih apik harus jeli. Berikut ini beberapa bagian yang wajib dicek.

Adi, sebut saja namanya demikian. Karyawan di perusahaan swasta di Jakarta ini tergolong orang yang apik dalam segala hal. Apalagi saat hendak membeli barang, segala hal akan ia cermati sebelum memutuskan untuk membeli.

Beberapa waktu lalu, saat hendak membeli mobil bekas, ia tampak gusar. Bukan soal banderol harga, besaran cicilan, atau kondisi bodi, melainkan soal jarak tempuh mobil yang menurutnya sangat rendah.

“Ini benar, jarak tempuhnya hanya segitu atau ini hasil akal-akalan si penjual?” Pertanyaan-pertanyaan semacam itu yang kerap melintas dalam benaknya.

Sulit

Membuktikan kebenaran atau keaslian angka-angka yang terdapat pada odometer mobil bekas memang bukan perkara mudah. Walaupun demikian, mumpuninya teknologi pada kendaraan zaman sekarang untuk ketepatan perhitungan jarak dan kecepatan, tetapi pada kenyataannya masih saja ada orang-orang yang mampu mengubah angka-angka tersebut.

“Hanya kejujuran pemilik sebelumnya yang diharapkan sehingga kita tidak sampai membeli kendaraan bekas yang bermasalah,” kata Bebin Djuana, seorang pengamat otomotif.

Bebin menambahkan, jika pemilik lama tega mengakali odometernya, tentu kita sebagai calon pembeli perlu curiga adanya masalah lain yang ditutup-tutupi. Mungkin pernah kecelakaan, atau kondisi mesin yang kurang oke, atau masalah yang lebih berat lainnya.

Oleh sebab itu, disarankan untuk melihat parameter lain saat menilai mobil bekas, yaitu sejarah pemeliharaan mobil. Ini bisa dilakukan, misalnya dengan mengecek ke bengkel langganan.
“Lebih baik mobil yang biasa ‘dipelihara’ oleh bengkel resmi, karena data-datanya tentu tersimpan rapi. Dari situ, kita bisa melihat berapa jarak tempuh kendaraan tersebut pada saat pemeliharaan terakhir di bengkel tersebut,” kata Bebin.

Dalam sejarah atau riwayat perbaikan tersebut kita juga bisa mengetahui komponen apa saja yang pernah diganti, dan perbaikan apa saja yang pernah dikerjakan. Terkadang kita juga bisa menemukan usulan-usulan yang pernah diberikan bengkel untuk kendaraan tersebut.

Bebin menyarankan, setelah kita bisa mendapatkan catatan sejarah pemeliharaan kendaraan tersebut, selanjutnya minta bengkel terkait untuk melakukan general check up. Ini perlu dilakukan karena mungkin saja timbul usulan-usulan perbaikan dan perkiraan biayanya.

“Oleh karena itu, ketika tetap memutuskan untuk membeli kendaraan tersebut, kita mengetahui berapa besar jumlah pengeluaran dan tidak sampai ‘membeli kucing dalam karung’,” tegas Bebin.

Uji coba

Sekadar tambahan, ada beberapa lain yang bisa dilakukan agar tidak kecewa dengan mobil bekas. Pertama, melakukan test drive untuk mengetahui apakah ada suara aneh atau gangguan lain yang muncul saat mobil melaju. Bila merasa masih awam untuk urusan mobil, tak ada salahnya membawa kerabat yang mengerti soal mesin mobil atau malah montir mobil berpengalaman yang Anda percaya.

Perhatikan pula bodi mobil. Cermati apakah ada bagian yang penyok atau pernah didempul. Langkah sederhana untuk mengetahui apakah mobil pernah didempul atau tidak adalah dengan memeriksa keseluruhan bodi, mobil apakah ada bagian yang warnanya belang atau tidak. Jika ada Anda boleh curiga bahwa mobil tersebut pernah didempul.

Langkah lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui mobil pernah didempul atau tidak adalah dengan meletakkan magnet di atas kain tipis yang lembut di permukaan mobil. kemudian “sisir” area permukaan mobil – yang terbuat dari bahan besi. Jika ada satu bagian di mana daya tarik magnet berkurang atau bahkan terlepas dari bodi, mungkin pemilik lama pernah mendempul bagian tersebut. Jangan lupa untuk memeriksa kerapian kabel dan kelistrikan. Sebaiknya semua lampu dan indikator di dasbor bekerja sebagaimana mestinya. [ASP]

 

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 26 Desember 2017