“Kapan bisa belajar ke sekolah ya Bu, bisa leluasa bermain di luar rumah?” tanya Risa pada Ibu selesai mengerjakan tugas sekolahnya.
“Belum aman belajar di sekolah, Covid-19 masih mewabah,” jawab Ibu sambil mengumpulkan kain perca di ruang jahitnya.
“Bagaimana kalau kita mengisi waktu buat masker dari kain perca?” Ibu berkata lagi sambil mengajak Risa.
“Tapi saya tidak suka kain perca, Bu,” jawab Risa tidak semangat.
“Cobalah dahulu, belajar rmemanfaatkan kain perca. Kalau kamu tak suka, kita berikan pada yang membutuhkannya.”
Risa mengikuti ajakan Ibu yang memintanya memilih, merancang paduan motif dan warna kain perca. Ibu menjahitnya. Menakjubkan, ternyata kain perca menjelma jadi masker cantik!
“Keren ya Bu! Saya pakai ini jika ada kepentingan keluar rumah,” kata Risa kegirangan, Ibu senang melihatnya.
“Bagaimana kalau kita membuat lagi untuk disumbangkan bagi yang memerlukan?” usul Ibu pada Risa yang masih terpukau dengan masker cantik dari kain perca yang sempat mengesalkannya itu.
“Iya Bu, kita bisa berbagi untuk mereka. Ternyata kain perca di musim pandemi ini ada manfaatnya,” jawab Risa bersemangat.
Sejak itu Risa betah bermain kain perca, memilih paduan motif dan warna, Ibu kemudian menjahitnya. Setiap ada waktu senggang dia memilih, merancang paduan motif dan warna kain perca di rumahnya. Ibu meluangkan waktu khusus menjahitkan masker kain perca buat Risa.
Masker-masker itu lalu dititipkan Ibu kepada para relawan untuk diserahkan bagi warga yang membutuhkan.
Kabar masker kain perca dari Risa terdengar teman kelasnya. Mereka mengirim pesan melalui telepon genggam, berharap dapat bagian masker dari Risa
“Teman-teman ingin punya masker dari Risa Bu, saya menyanggupi,” cerita Risa pada Ibu. Ibunya pun senang mendengar Risa mau berbagi.
Pembuatan masker pun bertambah. Seperti biasa, Ibu selalu siap membantu. Menjahitkan, dan menyampaikan pada relawan. Menyebar sampai di desa lainnya. Banyak pesan terimakasih sampai pada Risa. Bapak kepala sekolah juga mengirim pesan pujian. “Terima kasih, Risa. Teruslah kreatif dan membanggakan.”
“Ibu senang dan bangga, kain perca bisa kamu kreasikan menjadi berguna, dan tidak lagi kesal melihatnya,” kata Ibu tertawa. Risa ikut tertawa.
Kini kain perca jadi teman menyenangkan Risa dalam berjuang melawan masa pandemi. Karena kain perca, dari rumah Risa dapat berbagi kepada sesama.*
Penulis: Yulianti Kaspul
Pendongeng: Paman Gery (IG: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita