Kata beong mungkin terdengar asing di banyak telinga. Namun, cita rasa ikan ini akrab di lidah warga, pengunjung, dan wisatawan Kota Magelang.
Beong adalah ikan air tawar endemis di Kali Progo, yang mengaliri Magelang dan berhulu di sekitar Gunung Sindoro. Ikan dengan nama latin Mystus nemurus ini sekilas mirip lele: berwarna hitam dengan tiga patil dan kumis yang memanjang. Namun, ukurannya umumnya lebih besar, dengan ekor yang mirip bandeng.
Populernya mangut beong tampak dari kerap dipadatinya rumah makan yang menyajikan olahan ikan ini di sekitar Candi Borobudur. Sejumlah restoran atau rumah makan konsisten menjadikan beong sebagai menu unggulannya, salah satunya Warung Sehati Selera Pedas yang terletak di Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur.
Baca juga:
7 Jajanan Pasar Khas Jawa yang Autentik
Pantai Baru, Destinasi Wisata yang Teduh di Bantul Yogyakarta
Sejak pagi pukul delapan sampai sore pukul empat, rumah makan ini membuka pintunya untuk para tamu yang penasaran atau kangen menyantap beong. Menu andalannya tentu saja mangut beong.
Mangut adalah jenis masakan ikan berkuah dengan racikan bumbu bawang merah, bawang putih, kunyit, ketumbar, lengkuas, cabai, daun jeruk, dan daun salam. Ikan terlebih dahulu digoreng, baru dimasukkan ke dalam cairan kental bumbu tersebut.
Mangut beong umumnya bercita rasa pedas pedas. Saking identiknya olahan ini dengan rasa pedas, warung Sehati menciptakan semacam tagline, “mangut kotos-kotos”. Tamu yang masuk ke warung bahkan langsung disambut dengan banner bertuliskan “Anda memasuki kawasan siap kotos-kotos”. Kotos-kotos sendiri berasal dari bahasa Jawa, yang dapat diartikan berkeringat deras. Namun, warung Sehati dan warung-warung lain di sekitar Borobudur menyediakan pula opsi mangut tidak pedas.
Beong ukuran jumbo biasanya dibagi menjadi beberapa potong, kamu bisa memilih bagian kepala, badan, atau ekor untuk disantap. Yang paling populer, kepala. Ada pula beong ukuran sedang yang dihidangkan utuh. Apabila sudah disajikan di depan mata, aroma dan tampilannya seketika menggugah selera.
Tekstur garing tanda ikan telah digoreng kering itu menjanjikan gurih. Kuah berwarna merah dengan gilingan kasar cabai dan bumbu lain memberi peringatan akan pedas, tetapi sekaligus juga menantang dan membuat para penikmatnya tak sabar mencicipi.
Suapan pertama selalu terasa yang paling menyentak. Secuil daging beong yang sudah menyerap segala bumbu mangut itu dengan segera menyebarkan kuatnya rasa cabai ke sudut-sudut rongga mulut. Namun, dominannya pedas tak menutupi kompleksitas bumbu yang lain, aroma dan rasa bumbu yang lain menyatu dengan intensitas yang pas. Ikannya sendiri, tentu saja gurih dengan perpaduan tekstur garing di bagian luar dan lembab di bagian daging dalam. Beradu dengan nasi hangat, nikmatnya minta ampun.
Mangut beong ini biasa dipadukan dengan trancam. Ini adalah campuran sayuran mentah seperti kacang panjang yang dicacah kecil, tauge, mentimun, dan kemangi dengan bumbu urap kelapa. Rasa segar dan manis dari trancam mengimbangi pedasnya mangut. Kita juga bisa mengudap sayuran ini apabila di sela-sela bersantap membutuhkan jeda dari “serangan” pedas mangut.
Ajang Borobudur Marathon yang rangkaian acaranya akan diadakan pada 11–13 November 2022 jadi momen yang tepat untuk sekalian mencicipi kuliner legendaris dari Magelang ini. Selain berkeringat karena berlari atau berjalan-jalan, bersiaplah untuk kotos-kotos karena serangan mangut beong.