Dua anak perempuan kakak beradik menelusuri pertokoan di sepanjang Jalan Trang Tien. Tiba-tiba salah satu dari mereka menghentikan langkah. Berdiam diri, memandangi etalase toko. Sang kakak pun menyusul, jarinya menunjuk boneka-boneka mungil yang berjajar. Tak ingin semakin terpisah dengan ibu, keduanya berlari meninggalkan toko yang telah tutup itu.

Anak-anak yang berjalan-jalan pada malam hari menjadi pemandangan tak asing di Hanoi, Vietnam. Meski pada Jumat (4/3) lalu waktu telah menunjukkan pukul 22.00, mereka tetap aktif bergerak bersama orangtua. Dengan memanfaatkan ruang publik sekitar, mereka bebas berlarian atau bermain sepatu roda. Akhir pekan pun terasa datang lebih cepat. Momen bersama keluarga bisa lebih lama.

04

Pada malam hari, udara di Hanoi cenderung dingin. Penduduk lokal melindungi buah hati dengan baju hangat dan jaket sehingga tetap nyaman beraktivitas. Jika ingin merasakan sensasi malam, Anda tak perlu khawatir karena masih banyak obyek wisata yang bisa dinikmati di pusat kota.

Sebelum bertualang, pastikan perut telah terisi dengan santap malam. Restoran Nha Hang Ngon yang terletak di 26 Tran Hung Dao Street bisa jadi pilihan bagi keluarga. Menyajikan beragam menu khas Vietnam yang bisa dikonsumsi siapa pun.

Setelah mengisi energi, saatnya mengenal ikon kota lebih dekat. Petualangan bisa dimulai dari melewati Hanoi Grand Opera House. Bangunan ini dianggap salah satu landmark arsitektur yang menjadi ikon Hanoi. Gedung opera selesai dibangun pada 1911. Awalnya, keberadaan gedung lekat dengan peristiwa politik dan perjuangan perebutan Hanoi. Kini, fungsinya diposisikan sebagai tempat pertunjukan para pemain seni kelas dunia dan menjadi tuan rumah ajang Vietnam National Opera dan Ballet.

Pada malam hari, Hanoi Grand Opera House tampak terang dengan cahaya kuning. Banyak warga lokal yang duduk di bagian depan gedung sambil bercengkerama. Ramai. Lebih tampak bersinar lagi, sebuah landmark kota yang berada di seberang gedung. Bentuknya menyerupai bola dunia berwarna biru dengan kelopak berwarna merah jambu. Terlihat tulisan “Chuc Mung Nam Moi” berwarna kuning yang bersinar, artinya “Selamat Tahun Baru”.

Persinggahan berikutnya adalah patung Ly Thai To terletak di Indira Gandhi Park. Sosok ini sangat bersejarah bagi Vietnam. Ly Thai To (974–1028) adalah pendiri dan kaisar pertama dalam Dinasti Ly (1009–1225). Setelah naik takhta, ia memindahkan ibu kota ke Dai La, yang sempat diganti sebagai Thang Long pada 1010 dan pada akhirnya menjadi Hanoi.

Tak jauh dari lokasi patung Ly Thai To, Anda bisa kembali mengumpulkan energi di kawasan Danau Hoan Kiem. Lokasinya di Distrik Hoan Kiem. Di sekeliling danau, terdapat taman dan area pejalan kaki yang luas. Suasananya begitu menyenangkan karena kerlip lampu warna-warni bisa Anda nikmati di sepanjang jalan. Banyak warga lokal yang juga asyik berfoto atau sekadar duduk santai bersama kerabat.

Danau Hoan Kiem ternyata menyimpan kisah historis. Danau di jantung kota Hanoi ini juga dikenal dengan nama Sword Lake. Menurut legenda, seekor kura-kura raksasa berhasil merebut pedang milik Kaisar Le Thai Tho. Pedang pusaka itu pernah dipakai Sang Kaisar berperang dan memenangkan pertempuran melawan Dinasti Ming. Pada bagian tengah danau, Anda bisa melihat Turtle Tower yang juga memancarkan cahaya dalam gelap.

07

Malam semakin larut. Waktu menunjukkan pukul 23.00. Sinar dari Turtle Tower perlahan-lahan padam. Satu per satu lampu di sekitar taman pun menyusul. Meski demikian, penduduk lokal masih bersantai. Jika masih ada agenda esok pagi, saatnya kembali ke penginapan. Jangan lupa tetap berhati-hati saat menyeberang jalan karena lalu lintas di kota belumlah benar-benar sepi. [GPW]

noted: Malam Penuh Warna-warni di Hanoi