Iterasi mengenai web3 dan pilar-pilarnya harus kian gencar untuk menambah informasi dan adopsi teknologi ini, terutama bagi masyarakat umum. Salah satu elemen yang juga bisa disasar adalah anak-anak muda atau mahasiswa.

Sebagai pengelola salah satu proyek berbasis NFT, Harian Kompas juga memanfaatkan beragam media untuk memberikan informasi mengenai web3, khususnya NFT, kepada masyarakat umum. Salah satunya adalah melalui lokakarya, seperti yang diadakan Pintu di Universitas Multimedia Nusantara (UMN), hari Jumat (24/2) lalu. Acara tersebut merupakan bagian dari roadshow yang dilakukan Pintu ke beberapa kampus.

Reyner Jonathan di sesi lokakaryaPintu sendiri merupakan platform jual beli dan investasi crypto di Indonesia. Bersama dengan NFT, mata uang kripto merupakan salah satu pilar web3 yang banyak bersentuhan langsung dengan pengguna akhir. Oleh karena itu, aktivitas seperti lokakarya tersebut menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan informasi sekaligus menarik adopsi.

“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa mengenai mata uang crypto,” kata Reyner Jonathan, Community Specialist Pintu yang menjadi salah satu pemateri pada acara di UMN.

Melalui materinya, Reyner menyampaikan beberapa hal fundamental, termasuk kiat untuk berinvestasi di mata uang kripto. “Pilih yang sudah kompatibel dengan regulator, serta hanya gunakan ‘uang dingin’ karena volatilitas mata uang kripto,” jelas Reyner di materinya.

Lokakarya NFT Kompas

Selain mata uang kripto, salah satu pilar web3 lainnya yang menarik minat masyarakat adalah NFT. Fenomena NFT tahun lalu masih ditangkap sepotong-potong oleh masyarakat, termasuk mahasiswa. Untuk itu, NFT Kompas hadir membawa kesan mereka masuk ke dunia NFT tahun lalu sebagai kreator.

“Teknologi web3 dan NFT ini akan menguntungkan, antara lain, kolektor dan kreator aset digital,” kata Helman Taofani yang mewakili NFT Kompas pada acara roadshow Pintu di UMN tersebut. “Oleh karena itu, bagi yang memiliki aset digital, bisa mulai diatur agar bisa berpotensi menjadi sesuatu di masa yang akan datang.”

Helman Taofani di acara lokakaryaPortofolio NFT Kompas menjadi ladang belajar menarik untuk memperhatikan pola produksi hingga pemasaran dan komunikasinya. NFT Kompas sendiri telah merilis 3 portofolio proyek NFT tahun lalu yang tersedia di dua jaringan rantai blok (Ethereum dan Tezos).

Pengalaman inilah yang kemudian dibagikan NFT Kompas, melalui paparan cara minting aset digital, kepada mahasiswa untuk bisa turut memulai portofolio mereka sendiri di ekosistem web3. Paparan dari NFT Kompas menggunakan perlengkapan yang sudah disediakan berbagai lokapasar dan situs minting terkemuka sehingga mudah untuk diikuti.

“Tren ke depan, NFT ini akan ke arah small dan mass adoption,” kata Helman. “Memproduksi dan membeli NFT sudah semakin mudah dan harapannya hal itu memudahkan orang untuk ikut mencoba.”