Dengan apa kamu berbuka puasa? Sebagian besar orang mungkin menjawab dengan goregan dengan teh manis hangat. Tapi tahukah kamu, kalau banyak takjil hangat yang juga lezat khas dari Indonesia?
Keterbatasan waktu karena bekerja membuat variasi menu makanan buka puasa menjadi terbatas. Padahal, beragam budaya yang dimiliki membuat Indonesia membuat khazanah kuliner buka puasa Indonesia sangat kaya, termasuk untuk makanan hangat.
Takjil hangat khas Indonesia
Berikut ini adalah 4 takjil hangat khas Indonesia.
1. Bubur kampiun
Bubur hangat ini berasal dari Sumatera Barat dan telah menjadi tradisi kuliner buka puasa masyarakat Minangkabau daratan (Darek), tepatnya di Bukittinggi.
Rasa bubur kampiun punya rasa manis yang legit. Bubur ini berisi bubur sumsum, bubur ketan hitam, kolak pisang atau ubi, bubur kacang hijau, bubur candil, dan ketan putih kukus. Lezat bukan?
Nama kampiun sendiri bukan tanpa sebab. Kata ini berasal dari bahasa Minang, yakni bubua kampiun, di mana kampiun berasal dari kata champion atau juara.
Konon, resep ini disajikan oleh penjual bubur bernama Amai Zona, yang memenangkan kompetisi kreasi bubur yang diadakan di Bukittinggi. Karena dia terlambat ke perlombaan dan tanpa persiapan, lantas dia mencampur bermacam isian dari bubur yang tidak habis dijualnya saat pagi hari.
2. Biji salak
Sekarang kita beralih ke penganan hangat khas masyarakat betawi yang tak kalah ikonis, yaitu biji salak. Kendati ada kata “salak”, tetapi bukan berasal dari biji buah salak asli. Justru makanan manis nan hangat ini berasal dari olahan ubi jalar dan tepung tapioka yang dibuat menyerupai biji salak.
Di daerah lain, makanan hangat ini punya nama lain, seperti di Jawa Tengah atau Jawa Timur bernama jenang grendul. Masing-masing bahkan punya tambahan masing-masing, misalnya di Sumatera memakai kuah santan kental dan gula merah lebih kuat.
Baca juga :
- Meracik Nasi Kebuli Ayam: Menu Ramadhan yang Mudah dan Lezat | Racik Rasa
- Meracik Buko Pandan untuk Berbuka Puasa | Racik Rasa
3. Kolak
Kolak merupakan penganan yang paling identik dengan Islam sebab seringnya hanya muncul saat ramadhan. Kolak biasa disajikan hangat, walaupun juga enak disajikan dingin. Kolak berissi pisang kepok, ubi, labu kuning, kolang kaling, berkuah gula aren, dan santan.
Kolak menjadi bagian dari penyebaran Islam di Jawa. Kolak diperkirakan berasal dari kata “Khala” yang berarti kosong, artinya manusia harus hidup dalam keadaan kosong dari segala dosa. Kolak juga berasal dari kata “kholaqu” yang berasal dari turunan kata kholiq atau khaliq, artinya supaya manusia selalu dekat dengan Tuhan.
4. Bubur Sumsum
Bubur ini dinamakan sumsum karena berwarna putih mirip tulang sumsum. Orang Jawa juga sering menyebutnya jenang sumsum. Bagi masyarakat Jawa bubur sumsum dipercaya bisa memulihkan tubuh setelah kelelahan. Maka itu, penganan ini kerap muncul untuk mengembalikan tubuh yang lelah akibat berpuasa seharian.
Bubur ini juga memiliki filosofi kesetaraan, bahwa semua orang bisa menikmati bubur ini. Bubur ini juga bermakna ucapan syukur karena dibuat dengan sangat sederhana.
Semua menu hangat buka puasa ini akan semakin nikmat jika dinikmati bersama teman, keluarga, ataupun kolega terdekat. Rasa yang manis membuat tubuh cepat terisi kembali energi dan siap untuk melanjutkan puasa di hari esoknya. Manakah takjil hangat favorit kamu?