“Tolong!!” tiba-tiba terdengar suara dari kejauhan. Leo pun kaget. Tanpa pikir panjang, ia mencari asal suara itu.
“Tolong…tolong aku…!!” suara itu terdengar semakin keras. Leo pun berjalan sambil melihat kanan-kirinya. Dilihatnya seekor anak anoa bernama Nana yang sedang merintih kesakitan. Kakinya tertimpa kayu yang besar.
“Apa yang terjadi?” tanya Leo sambil mendekat.
“Aku tadi sedang makan rumput bersama ibuku, aku diam-diam meninggalkan ibuku dan tersesat di sini. Tiba-tiba kayu ini jatuh menimpa kakiku,” cerita Nana.
“Aku akan angkat kayu ini. Kamu tidak usah khawatir,” ucap Leo.
Namun, tak berapa lama. “Aduh, berat sekali kayu ini. Aku sudah menggunakan semua tenagaku, tetapi tidak bisa. Maafkan aku, ya,” kata Leo sedih.
“Tidak apa-apa, ini juga salahku karena aku meninggalkan ibuku tanpa izin,” ucap Nana menyesal.
“Bertahanlah, aku akan mencari pertolongan,” kata Leo. Ia terbang menyusuri hutan lalu hinggap di pohon dekat sungai. Ia melihat temannya Yaki seekor monyet hitam sedang tidur di seberang sungai. Leo segera memanggilnya.
“Yaki!!!” teriak Leo.
Yaki terperanjat bangun dari tidurnya. “Ada apa sih? Mengganggu tidurku saja!”
“Ada seekor anoa kecil tertimpa kayu, kayunya terlalu berat. Aku butuh bantuanmu,” jelas Leo.
“Siapa dia? Apa kamu kenal?” Yaki balik bertanya.
“Ayo, kita tolong dahulu!” ajak Leo.
“Kalau tidak kenal, kenapa kita harus menolongnya,” gerutu Yaki.
“Apa kamu lupa pesan leluhur kita, kalau mau kehidupan di hutan ini tetap terjaga, kita harus saling menolong,” kata Leo.
Yaki terdiam sejenak. Lalu akhirnya mengangguk dan berkata, “Iya baiklah.” Ia lalu meraih dahan pohon berpindah ke pohon yang lain. Dengan mudah Yaki menyeberangi sungai.
“Di mana anoa kecil itu?” tanya Yaki.
“Ayo, ikuti aku,” jawab Leo lalu terbang ke arah di mana Nana berada. Setelah sampai, Leo melihat seekor anoa yang tubuhnya lebih besar di sebelah Nana.
“Itu pasti ibunya,” bisik Leo di dalam hati.
“Ibu, kakak itu yang tadi menolongku,” kata Nana sambil menunjuk ke arah Leo.
“Iya, tadi aku tidak kuat mengangkat kayunya. Jadi, aku memanggil temanku. Ini Yaki yang akan menolongmu,” kata Leo kata sambil melirik Yaki supaya mengangkat kayu itu.
Yaki segera mengangkat kayu besar itu dan memindahkan ke pinggir. Kaki Nana sudah tidak sakit lagi. Nana dan ibunya berpelukan penuh syukur.
“Terima kasih sudah menolong kami,” kata Nana dan ibunya.
“Iya sama-sama,” balas Leo dan Yaki.
“Meskipun tidak kenal, kita harus saling menolong kan,” kata Yaki sambil mengedipkan mata ke Leo.
“Benar,” balas Leo.*
Penulis: Desi Kisworo
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita