Teknologi common rail, exhaust gas recirculating (EGR), dan turbo charger yang tersemat pada mobil bermesin diesel lansiran baru menjadikan kendaraan ini semakin banyak dilirik. Berkat ketangguhannya, mobil diesel sering dijadikan kendaraan off road. Nilai ekonomis yang melekat pada mobil ini juga menjadi alasan tersendiri banyak orang memilikinya.
Meski mempunyai ketangguhan dan nilai ekonomis, tetap saja mobil tersebut perlu diperhatikan. Dengan langkah tepat, kita dapat menjaga performa mesin diesel berada pada puncaknya. Apa saja yang dapat kita lakukan untuk hal tersebut?
Salah satu yang utama adalah memperhatikan penggantian pelumas. Pabrikan mobil diesel biasanya menyarankan penggantian pelumas setiap 5.000 kilometer. Alasannya, kompresi tinggi pada ruang bakar mesin diesel dapat membuat kualitas pelumas cepat menurun. Jika hal ini dibiarkan dalam waktu lama maka akan berdampak menurunnya kinerja komponen pada ruang bakar.
Perhatikan bahan bakar yang digunakan. Gunakan solar yang memiliki kandungan sulfur rendah, terlebih untuk mesin yang sudah menggunakan teknologi common rail. Selain “tarikan†gas menjadi lebih ringan, penggunaan solar dengan sulfur rendah dapat membuat mesin menjadi halus dan emisi relatif lebih “hijau”.
Hal lain yang tak kalah penting adalah mencermati filter bahan bakar. Komponen ini sangat penting untuk menjaga kualitas bahan bakar yang masuk ke ruang pembakaran. Kotoran yang tercampur dalam bahan bakar akan disaring oleh filter sehingga solar yang masuk ke ruang pembakaran dapat kembali bersih.
Penting untuk selalu menggunakan bahan bakar berkualitas. Penggunaan bahan bakar berkualitas rendah menyebabkan filter bahan bakar cepat kotor. Usahakan mengganti filter secara berkala, setidaknya setiap 10.000 kilometer. Selain menjaga kualitas bahan bakar, penggantian filter secara berkala dapat menjaga injektor bahan bakar lebih awet.
           EGR juga patut diberi perhatian. Komponen ini berfungsi mengalirkan kembali gas buang ke ruang bakar melalui intake manifold agar uap bahan bakar yang tidak terbakar dapat kembali masuk ke ruang bakar. Jika EGR tidak berfungsi optimal, terlebih dalam jangka waktu lama, maka akan terjadi penumpukan kerak karbon di intake manifold. Selain membuat performa mesin menurun, kondisi ini akan memicu pencemaran lingkungan yang semakin besar.
Tetaplah menjaga volume bahan bakar di tangki agar berada di atas sepertiga volume tangki. Hal ini untuk menghindari terjadinya pengembunan uap air yang dapat mengganggu proses pembakaran. [BYU]
foto: shutterstock
noted:Â Langkah Tepat Menjaga Performa Mesin Diesel