i sebuah hutan yang indah dan rimbun, tinggallah seekor burung kutilang bernama Duti. Duti adalah burung yang pintar, rajin, dan sangat peduli pada seluruh penghuni hutan. Setiap hari, ia berkeliling hutan, memastikan semua hewan hidup dengan aman dan damai. Karena kepeduliannya itu, hewan-hewan di hutan menjuluki Duti sebagai “Polisi Hutan.”
Suatu pagi, Duti mendengar suara ribut-ribut dari arah sungai. Dengan penasaran, ia terbang menuju suara itu dan melihat beberapa hewan tengah berdebat. Rupanya, kancil, tupai, dan landak sedang bertengkar karena daun-daun yang mereka simpan hilang dari sarang masing-masing.
“Ada yang mencuri daun-daun kami!” seru kancil dengan wajah sedih. Daun-daun itu rencananya akan ia gunakan untuk membuat tempat tidur empuk.
“Benar! Daun-daun itu juga penting untukku menambal lubang di sarang,” kata tupai dengan wajah cemas.
Melihat kegaduhan itu, Duti terbang mendekat dan berkata dengan tenang, “Tenang, tenang, teman-teman! Jangan khawatir. Aku akan membantu kalian menemukan siapa yang mencuri daun-daun kalian.”
Duti mulai mengamati jejak-jejak kecil di sekitar tempat kejadian. Ia melihat bekas langkah-langkah kecil yang menuju ke arah semak-semak di tepi sungai. Ia mengikuti jejak tersebut dengan hati-hati dan menemukan sesuatu yang mencurigakan. Terdapat helai daun tersangkut di ranting pohon.
Duti mengikuti jejak daun-daun itu sampai ke sebuah lubang di bawah pohon beringin besar. Dari dalam lubang itu, terdengar suara berisik. Ternyata, di dalam lubang tersebut, bersembunyi seekor tikus kecil yang tengah merapikan tumpukan daun-daun.
“Hei, tikus! Apa yang kau lakukan dengan daun-daun itu?” tanya Duti dengan suara lembut, tetapi tegas.
Tikus kecil yang bernama Tiku, terkejut dan gemetar. “Maafkan aku, Duti! Aku hanya ingin mengumpulkan daun-daun ini untuk membuat sarang yang hangat untuk keluargaku. Aku tak punya cukup daun. Jadi, aku mengambil sedikit dari sarang kancil, tupai, dan landak,” jawab Tiku penuh rasa bersalah.
Duti tersenyum dan berkata, “Aku mengerti kebutuhanmu, Tiku. Tapi, mengambil barang milik hewan lain tanpa izin itu tidak baik. Kenapa kau tidak meminta bantuan kepada mereka? Aku yakin teman-teman kita akan dengan senang hati berbagi.”
Tiku menunduk malu, lalu mengangguk. “Aku salah, Duti. Terima kasih telah mengingatkan. Aku akan segera mengembalikan daun-daun ini.”
Dengan bantuan Duti, Tiku mengembalikan daun-daun yang diambilnya kepada kancil, tupai, dan landak. Awalnya, mereka terlihat marah, tetapi setelah Tiku meminta maaf dengan tulus, mereka memaafkannya. Bahkan, mereka memutuskan untuk membantu Tiku membuat sarang yang hangat bagi keluarganya.
Melihat persahabatan itu, Duti merasa senang dan bangga. Ia telah berhasil menjaga kedamaian di hutan dan membuat semua hewan sadar pentingnya saling menghormati dan membantu. Sejak saat itu, Duti semakin dihormati sebagai “Polisi Hutan” yang bijaksana, tapi tegas.
Setiap hari, Duti terus berkeliling hutan, tidak hanya untuk mengawasi, tetapi juga mengajarkan persahabatan, kejujuran, dan saling menolong kepada seluruh penghuni hutan.
Hutan pun jadi damai serta penuh kebahagiaan, di bawah perlindungan si Kutilang Polisi Hutan, Duti.*
Penulis: Saiful Asyhad
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita