Ada beragam mitos dan legenda yang kita ketahui di dunia. Wujudnya bisa bermacam-macam, ada yang berupa sosok misterius, tempat keramat, hingga angka yang dianggap berhubungan dengan nasib.

Berbicara tentang mitos yang menyelimuti angka, masyarakat awam sudah tahu bahwa angka 13 dan 14 untuk sebagian orang merupakan simbol kesialan. Bahkan, bangsa Eropa dan Amerika yang dianggap maju dalam teknologi, juga masih memercayai mitos angka 13. Adapun bagi sebagian warga Tionghoa, angka 4 menjadi perlambang kematian. Oleh sebab itu, segala sesuatu yang mengandung angka 4 sebisa mungkin mereka hindari.

Di China, rasanya mustahil menemukan lift, lantai apartemen, atau alamat dengan kandungan angka 13 dan 14 atau yang memiliki kombinasi angka 4. Di pertokoan Jakarta, sejumlah lift masih ada yang memiliki angka 4. Namun, untuk angka 13, rasanya akan sulit kita temukan. Untuk menghindari penggunaan angka 13 dan 14, suatu alamat umumnya akan memakai angka 12A dan 12B setelah angka 12. Setelah itu, langsung sampai pada angka 15.

Angka 13 dan 14 pun ternyata ditakuti oleh beberapa maskapai penerbangan. Di dalam pesawat yang mereka operasikan tak ada kursi nomor 13 dan 14. Setelah kursi nomor 12 langsung sampai kursi 15. Sejumlah sumber di maskapai penerbangan mengatakan, mereka menghormati kepercayaan para penumpang yang beraneka ragam.

Dulu, kata seorang staf maskapai penerbangan swasta di Indonesia, pihaknya pernah memiliki kursi nomor 13 dan 14. Namun, saat check-in, ada beberapa penumpang yang mendapat nomor tersebut minta pindah tempat duduk. Dalam perkembangannya, kedua nomor tersebut diputuskan ditiadakan dalam penomoran kursi di pesawat.

Bahkan, tak cuma kursi, beberapa maskapai di Indonesia menghindari kode registrasi yang terkesan seperti angka 13. Kode registrasi umumnya terdapat di bagian ekor pesawat, di dekat pintu belakang atau di bagian bawah vertical stabilizer, yang terdiri atas beberapa huruf. Dalam hal ini, huruf B coba dihindari karena huruf tersebut dianggap seperti angka 13 yang dirapatkan.

Sebagai contoh, jika suatu maskapai memiliki empat unit pesawat, urutan registrasinya menjadi PK-AAA, PK-ACA, PK-ADA, dan PK-AFA. Ini menunjukkan meski dunia penerbangan dioperasikan dengan regulasi yang amat ketat, mitos tetap bisa menyelinap ke dalamnya. [TYS]