Konferensi dan pameran industri pertambangan terbesar di Indonesia, Indonesia Miner 2025, resmi dibuka hari ini di The Westin Jakarta. Memasuki edisi kelimanya, acara ini mengusung tema “Mining Resilience: Adapting to a Dynamic Future”, sebagai respon terhadap perubahan global yang cepat, dorongan transisi energi, serta meningkatnya tuntutan keberlanjutan di sektor pertambangan.

Lebih dari sekadar forum industri, Indonesia Miner 2025 menjadi panggung kolaborasi dan inovasi strategis antara pelaku industri, pemerintah, asosiasi, dan pemangku kepentingan lainnya.

Dengan menghadirkan lebih dari 1.500 delegasi, 70 pembicara, dan 40 exhibitor, serta didukung lebih dari 500 perusahaan, acara ini menegaskan perannya sebagai ajang penting dalam merancang masa depan sektor pertambangan nasional.

Dalam sambutan pembukaan, Dimas Abdillah, Direktur Indonesia Miner, menekankan bahwa kolaborasi adalah kunci di tengah dinamika industri saat ini. “Di tengah berbagai peluang dan tantangan, jelas bahwa kemajuan sektor ini tidak bisa dicapai sendiri. Kolaborasi menjadi kunci—dan Indonesia Miner menjadi ruang strategis untuk bertukar wawasan, menjalin kemitraan, dan merancang masa depan pertambangan Indonesia,” ujarnya.

Acara dibuka secara resmi oleh Dr Ing Herry Permana, ST, MSc, Asisten Deputi Pengembangan Mineral dan Batubara – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Dr Siti Sumilah Rita Susilawati, ST, MSc, Sekretaris Jenderal Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara – Kementerian ESDM.

Dalam pernyataannya, Dr Herry Permana menyampaikan, “Industri tambang tidak lagi sekadar menggali, melainkan turut merancang arah pembangunan nasional yang lebih hijau dan berkelanjutan. Indonesia Miner adalah ruang yang tepat untuk memetakan itu bersama.”

Selama tiga hari penyelenggaraan, agenda Indonesia Miner dibagi berdasarkan topik utama. Hari pertama berfokus pada komoditas emas, tembaga, dan mineral lainnya; hari kedua membahas logam-logam kritis yang semakin strategis untuk teknologi dan energi bersih; dan hari ketiga mengangkat peran batubara dalam mendukung transisi energi nasional. Selain sesi plenary dan keynote, terdapat pula program seperti Miners Talk, yang menghadirkan studi kasus langsung dari lapangan, serta Technical Workshops yang mengulas teknologi terbaru, efisiensi operasional, dan penerapan prinsip-prinsip ESG (Environmental, Social, Governance).

Tak kalah menarik, Indonesia Miner 2025 juga mempersembahkan Face of Indonesia Miner, sebuah penghargaan untuk tokoh-tokoh inspiratif yang berkontribusi besar dalam industri. Tahun ini, penghargaan diberikan kepada Kanya Stira Sjahrir (CEO BISA Ruang Nuswantara), Ahmad Hidayat (Dewan Pakar PERTAABI), Sandra Makadada (Senior Manager Human Capital Development Agincourt Resources), dan Tom Malik (Head of Corporate Communication Merdeka Copper Gold). Figur-figur ini bukan hanya profesional, mereka adalah simbol masa depan industri tambang Indonesia yang lebih inklusif, tangguh, dan progresif,” tambah Dimas Abdillah.

Dengan semangat sinergi lintas sektor, acara ini tidak hanya menjadi forum pertukaran informasi, tetapi juga wadah nyata bagi kolaborasi, inovasi, dan penyusunan strategi bersama menuju masa depan industri pertambangan Indonesia yang lebih berkelanjutan, adaptif, dan kompetitif di tingkat global.