Suatu pagi di sebuah desa di Cianjur, Jawa Barat, Gogo si ayam pelung sudah bersiap untuk mengeluarkan suara kokok. Ia bergegas menaiki pagar yang ada di peternakan Pak Bandi. Setelah matahari mulai meninggi, Gogo langsung mengepak-ngepakkan sayapnya dan menarik napasnya dalam-dalam, lalu…

Kukuuhuk huk huk…”

Brukk!”

“Aduh, sakit,” rintih Gogo kesakitan. Akibat batuknya itu, ia malah kehilangan keseimbangan dan jatuh ke tanah.

“Ha-ha-ha. Kau masih belum bisa berkokok, Go?” sindir temannya yang siang nanti akan pergi ke kota karena ia telah dibeli oleh seorang peminat ayam pelung.

Gogo hanya tertunduk sedih. Ini sudah ke sekian kalinya Gogo gagal berkokok. Padahal, pada usianya yang ke enam bulan, seharusnya ia sudah bisa berkokok dengan merdu dan cukup panjang.

“Aku juga ingin pergi ke kota dan mengikuti kontes di sana,” gumam Gogo. Gogo bercita-cita untuk memenangkan kontes ayam pelung dengan suara termerdu dan terpanjang di Kota Cianjur. Namun, karena ia belum bisa berkokok, tidak ada peminat ayam pelung yang tertarik untuk membelinya.

“Jangan bersedih Gogo, jika terus berlatih, kau pasti akan bisa berkokok dengan merdu seperti teman-temanmu yang lain. Mungkin kau hanya butuh waktu sedikit lebih lama dan berlatih sedikit lebih keras,” ujar Bibi si burung pipit yang selalu menyaksikan Gogo berlatih setiap hari.

Berkat Bibi, sahabatnya yang selalu mendukungnya, Gogo kembali bersemangat dan rajin berlatih.

Gogo terus-menerus berlatih tanpa mengenal lelah, sampai suatu ketika,

Kukuruyuuuuuuuuuuuuuuuuk…..….”

Gogo langsung menatap Bibi yang sedang bertengger di dahan. Mereka berdua sama-sama terkejut.

“Kau berhasil, Gogo! Cobalah sekali lagi,” pinta Bibi.

Kukuruyuuuuuuuuuuuuuuuuk……..”

“Aku berhasil Bibi. Aku bisa berkokok dengan merdu dan panjang,” kata Gogo gembira.

Sejak saat itu, Gogo selalu berkokok dengan panjang dan sangat merdu. Pak Bandi yang menyadari keindahan kokok Gogo, akhirnya berencana mengikutsertakannya ke kontes ayam pelung di kota.

“Doakan aku ya Bibi. Semoga aku bisa memenangkan kontes ayam pelung di kota,” ujar Gogo.

“Tentu saja, Gogo. Aku akan selalu mendoakanmu,” kata Bibi melepas kepergian Gogo ke kota.

Di kota, Gogo bersaing dengan puluhan ayam pelung dengan suara indah. Namun, Gogo berusaha percaya diri dengan kerja kerasnya selama ini. Saat tampil, Gogo berusaha berkokok dengan sebaik mungkin.

Akhirnya saat pengumuman tiba, ternyata nama Gogo yang menjadi juaranya! Gogo sangat senang. Ternyata cita-citanya selama ini pun terwujud.*

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Meutia Mirzananda
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita