Karena pandemi, Putri melakukan segala aktivitasnya di rumah. Jika biasanya sepulang sekolah Putri bermain dengan teman-temannya, maka kini Putri hanya bisa termenung di depan televisi. Ibu yang melihat Putri melamun, segera bertanya.
“Put, kamu sedang melamun, ya? Ada apa?” tanya Ibu.
“Iya, Bu. Putri bosan di dalam rumah terus. Putri ingin main,” jawab Putri.
“Bermain memang menyenangkan, Put. Namun di masa pandemi seperti ini, menjaga kesehatan lebih diutamakan,” kata Ibu.
“Lalu bagaimana caranya agar Putri tidak bosan, Bu?”
Setelah berpikir sejenak, Ibu berkata, “Begini saja, Putri kan suka kue klepon warna-warni. Bagaimana kalau besok pagi Putri membantu ibu membuat kue klepon itu?”
Putri segera bersorak, “Mau, Bu!!”
Esoknya Putri dan Ibu pergi ke pasar tradisional guna membeli bahan-bahan kue klepon seperti tepung ketan, gula merah, pewarna makanan, dan kelapa yang sudah diparut.
Sepulang dari pasar, Ibu membagi tugas. Ibu yang membuat adonan kue, sementara Putri membantu menyiapkan taburan kelapa parutnya. Selama proses pembuatan, Putri terlihat sangat antusias dan sesekali bertanya kepada Ibunya.
“Bu, mengapa adonan tepung ketannya dipisah menjadi tiga?” tanya Putri penasaran.
“Agar kleponnya nanti berwarna-warni. Ada yang berwarna hijau, merah, dan kuning. Tiap adonan diberi pewarna makanan yang berbeda,” jawab Ibunya.
Putri manggut-manggut mendengar penjelasan Ibu. Setelah proses pembuatan selesai, kini klepon telah tersaji di atas piring. Putri senyum-senyum sendiri memandangi klepon hasil kolaborasinya bersama Ibu.
“Put, kok cuma diam? Ayo dimakan,” ucap Ibu.
“Hari ini Putri sangat senang bisa membuat kue kesukaan Putri bersama Ibu, meskipun lebih banyak Ibu sih yang bekerja. Hehehe,” ungkap Putri yang diiringi satu suapan kue klepon ke dalam mulutnya.
“Meskipun Ibu yang banyak bekerja, Putri tetap hebat karena sudah membantu Ibu memilih bahan-bahan terbaik di pasar dan menemani Ibu mulai dari awal pembuatan hingga selesai. Bagaimana rasanya? Enak?”
“Sangat lezat, Bu. Nanti kita sisakan untuk Ayah juga ya, Bu.”
“Ayah pasti suka dengan klepon buatan Putri yang sangat menggoda,” goda Ibu.
“Besok dan seterusnya Putri ingin membantu Ibu memasak kue lagi, agar Putri jago memasak seperti Ibu. Kapan-kapan ajak Putri membuat kue tradisional yang lain juga ya, Bu,” kata Putri dengan wajah penuh semangat.
Ibu tersenyum, mengangguk, lalu memeluk Putri dengan erat. Ibunya juga merasa bangga, karena Putri mau dan senang untuk turut melestarikan ragam kekayaan makanan khas Nusantara.*
Penulis: Akhmad Idris
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita