Benda-benda fungsional yang kini kita pakai sehari-hari kerap diciptakan tanpa perencanaan, entah didahului kebetulan ataupun kebutuhan yang mendesak. Untunglah manusia dibekali dengan kemauan dan kemampuan untuk menjadi kreatif ketika berhadapan dengan masalah.

Pagan Kennedy, kolumnis rubrik inovasi di The New York Time Magazine, selalu berusaha mencari tahu bagaimana benda diciptakan dan apa yang mendorong inovasi. Kennedy mengatakan, “Saya lantas menyadari bahwa banyak ide tidak datang dari para penemu profesional atau insinyur. Penemuan-penemuan itu datang dari orang yang menghadapi masalah dan perlu mengatasinya dengan cara yang sangat personal.”

Ia juga mencatat, lebih dari 50 persen pemilik paten menciptakan produknya karena kebetulan. Berikut ini, beberapa kisah kebetulan di balik barang-barang yang kini kita pakai.

1. Stetoskop

Seorang dokter Perancis bernama Rene Theophile Hyacinthe Laennec menciptakan stetoskop pertama pada 1816. Sebelum penemuannya, para tenaga medis biasanya menempelkan jarinya di dada pasien untuk mengetahui detak jantungnya. Namun, karena rasa sungkan, kadang ini menjadi masalah ketika dokter lelaki harus memeriksa para perempuan.

Karena tidak ingin membuat pasien perempuannya merasa kurang nyaman, Laennec menggulung selembar kertas menyerupai tabung, kemudian menaruhnya di atas dada pasiennya. Ia terkejut ketika metode ini menghasilkan diagnosis yang akurat. Peristiwa ini mengawali terciptanya stetoskop pertama, yang waktu itu dibuat dari selongsong kayu.

2. Sedotan tekuk

Ketika sedang duduk di toko minuman bersoda milik saudaranya, Joseph Friedman mengamati, anaknya kesulitan menyedot milk shake dari sedotan kertas lurusnya. Ia berpikir bagaimana membantu anaknya dan mengatasi masalah susahnya memakai sedotan ini. Friedman lalu memasukkan sekrup kecil ke dalam sebuah sedotan dan membungkusnya dengan benang sehingga terbentuklah ulir-ulir. Ketika sekrup itu dikeluarkan, sedotan dengan mudah ditekuk tanpa membuat minuman yang mengalir di dalamnya tersumbat. Anaknya pun minum milk shake-nya dengan mudah.

Friedman mematenkan idenya pada 1937 dan mendirikan Flexible Straw Corporation pada 1939. Dia lalu menjual hak patennya ke Maryland Cup Corporation, yang kini menjual sekitar 500 juta sedotan setiap tahunnya.

3. Penyeka intermiten (berselang)

Suatu malam pada 1963, hujan mengganggu perjalanan insinyur Robert Kearns. Ia berulang-ulang harus menyipitkan mata untuk melihat jalan raya karena buramnya kaca depan akibat hujan yang sporadis. Penyeka kacanya (wiper) hanya punya dua setelan, lambat dan kencang. Ketika hujan tidak stabil seperti malam itu, menyetir bisa menjadi pekerjaan yang amat menyusahkan.

Kearns berpikir, mengapa penyeka kacanya tidak bisa bereaksi seperti kedipan mata manusia dan merespons segala jenis curah hujan. Ia lalu membangun model untuk idenya, mematenkannya pada 1967, dan mengirimnya kepada pabrik-pabrik model besar di Amerika. Namun, suatu saat pabrik-pabrik ini menggunakan idenya tanpa meminta persetujuannya. Setelah menuntut Ford, Chrysler, dan pabrik-pabrik lain, Kearns mendapatkan lebih dari 30 juta dollar AS.

4. Kaos

Kita mungkin tak pernah berpikir tentang bagaimana benda sesederhana kaos ditemukan. Ini bermula pada 1904. Pada waktu itu, hampir semua jenis atasan untuk lelaki di Amerika adalah kemeja berkancing. Yang menjadi masalah, kemeja-kemeja itu kerap kehilangan bagian paling pentingnya, kancing. Karena pada masa itu menjahit adalah pekerjaan perempuan, para pria tidak dapat menyelesaikan masalah ini sendiri.

Foto-foto: Shutterstock.

The Copper Underwear Company membuat kaos yang cukup lentur untuk dikenakan dari atas kepala dan tidak membutuhkan kancing. Mereka mengiklankannya pada sebuah majalah. Bunyinya, “No Safety Pin – No Buttons – No Needle – No Thread”. Dalam setahun, angkatan laut Amerika memproduksi ini untuk setiap pelaut. Kelanjutannya, kita tahu kaos kini menjadi pakaian yang paling akrab dengan keseharian. [*/NOV]