Berawal dari keisengan, berbuah kesenangan. Inilah yang dirasakan Nur Maliyanti (32) yang dijuluki sebagai Ibu Kardus. Akun Instagram miliknya, @maliyanti, menjadi galeri yang berhiaskan foto-foto permainan do it yourself (DIY) berbahan kardus.
Keisengan dimulai pada pertengahan 2014. Kala itu, si sulung Grawira Esacakra Akramuzahid senang bermain robot-robotan. Melihat bahan yang ada di rumah, Nur pun memanfaatkan kardus lawas yang tak lagi terpakai. Berbekal pola yang didapat via internet, topeng Iron Man berhasil dibuat. Akram pun senang.
“Sejak saat itu, saya jadi semakin tertarik untuk bermain-main dengan kardus. Ketagihan. Terus mencari-cari ide baru. Berawal hanya iseng, eh malah jadi suka. Hingga awal 2015, saya mulai mengisi workshop di Rumah Bermain Jejakecil, Bandung,†ujar Nur yang ditemui di Jakarta, pada Rabu (1/6).
Selama proses pembuatan, pencarian ide adalah hal terpenting. Pinterest, Instagram, dan sumber lainnya yang berasal dari internet sangat membantu. Tetap ada penyesuaian, mengikuti kebutuhan. Namun, inspirasi lebih banyak datang dari Akram. Rikues kostum tokoh Hiccup dalam film How to Train Your Dragon dan Wall-e pun digenapi. Bagi Nur, karya Wall-E merupakan hasil keisengan tiada tara yang menghabiskan total waktu pembuatan selama dua minggu meski pengerjaannya tiap bagian dilakukan secara terpisah.
Awalnya, dua karya bisa dihasilkan dalam seminggu. Jika tidak diselingi kegiatan lain, karya sederhana bisa selesai dalam waktu 2 jam. Berbeda dengan kondisi sekarang. Kehadiran si bungsu Grahito Esacakra Hanifali yang kini memasuki usia 19 bulan mau tak mau turut membawa pengaruh. Nur semakin ditantang untuk lihai mengatur waktu tanpa mengurangi perhatian pada keluarga.
“Kalau sekarang, rata-rata sebulan sekali membuat karya, terutama untuk keperluan materi workshop. Bagaimana pun, saya harus membuat dummy atau pola yang mudah dikerjakan oleh anak-anak. Membutuhkan banyak trial and error,†cerita perempuan asli Bandung yang berprofesi sebagai desainer interior ini.
Di tengah kewalahannya membagi waktu, ada suami yang siap siaga berkolaborasi. Nur mengaku akhir-akhir ini banyak dibantu pasangannya, Anindito (33), yang berlatar belakang arsitek. Mulai dari membuat gambar hingga memberikan saran dan solusi saat berdiskusi. Kekompakan inilah yang menjadikan proses pembuatan karya semakin menyenangkan.
Media belajar
Permainan-permainan berbahan kardus ternyata juga berperan sebagai media belajar di dalam keluarga. Latihan menggunting dan menempel dipercaya dapat melatih keterampilan motorik halus anak. Akram yang kini berusia 5 tahun 9 bulan juga semakin tahu bahwa mainan dapat dibuat sendiri. Ia mulai belajar membuat topeng sendiri. Bagian kesukaannya, mewarnai dan menggambar karya-karya yang sudah jadi.
Lalu, apa yang menjadi mimpi besar Si Ibu Kardus? “Sempat berpikir, bisa membuat buku yang memuat pola dan cara membuat karya berbahan kardus. Ada juga teman yang menawarkan karya-karya yang sudah dibuat bisa dijual. Atau, mimpi tentang pameran Ibu Kardus, mungkin? Ha-ha-ha.†kata Nur sambil tersipu malu saat menceritakan mimpi-mimpinya. [GPW]
FOTO-FOTO DOK ARSIP PRIBADI
noted: kisah si ibu kardus