Sebelum jalan raya didominasi merek-merek kendaraan dari Jepang, Indonesia sebenarnya lebih akrab dengan merek Amerika Serikat, Chevrolet. Bahkan, General Motors, perusahaan yang memproduksi Chevrolet, merupakan pabrik perakitan mobil pertama di Indonesia.

Pada 1938, NV General Motors Java Handel Maatschappij (NV GMJHM) resmi berdiri di Tanjung Priok. NV atau Naamloze Vennootschap berarti perusahaan terbatas dan Handel Maatschappij dapat diartikan sebagai perusahaan dagang. Pada waktu itu, permintaan terhadap Chevrolet dari Indonesia sangat tinggi. Inilah yang membuat General Motors berani memutuskan membangun pabriknya di Indonesia.

Namun, bisnis yang sebelumnya lancar-lancar saja berubah setelah Amerika Serikat mendeklarasikan Perang Dunia II pada 8 Desember 1941. Netherlands East Indies Army memesan beragam kendaraan dan alat berat seperti truk, peralatan bengkel, mesin-mesin, dan suku cadang kepada NVGHJM. Pesanan ini kemudian dikirim ke sebuah gudang di sekitar Solo. Ketika Jepang datang di Indonesia pada Maret 1942, alat-alat ini dihancurkan oleh militer Belanda.

Segera setelah kedatangan Jepang, NV GMJHM mengalami masa-masa kelamnya. Kegiatan operasionalnya dibekukan, juga pada Maret 1942. Staf perusahaan yang berkebangsaan Amerika, Inggris, dan Belanda segera ditangkap. Pabrik kemudian dikuasai tentara Jepang. Sadar perusahaannya tak bisa lagi diselamatkan, General Motors Corporation menarik seluruh investasinya dari NV GMJHM pada Desember 1942.

Ketika perang sudah mereda, GM Overseas Operation cabang Jakarta dibentuk untuk menjaga kelangsungan operasional GM di Netherlands East Indies. Perusahaan ini bertanggung jawab mengoperasikan pabrik perakitan setelah perang. Sementara itu, NV GMJHM berperan melindungi seluruh aset GM sebelum perang. Namun, ini pun tak bertahan lama. Dalam rapat umum pemegang saham pada April 1956, keluar keputusan NVGMJHM dan Djakarta Branch harus dilikuidasi.

Meski masa hidupnya tak begitu panjang, selama enam tahun selama beroperasi (1946-1953), Djakarta Branch punya peran yang tergolong penting. Perusahaan ini mampu menghasilkan dan mendistribusikan 5.306 kendaraan pribadi, 14.050 kendaraan komersial/kendaraan umum, 3.811 rangka kendaraan komersial/kendaraan umum, dan 1.749 kendaraan yang telah diperbaiki. Selain itu, Djakarta Branch menghasilkan 102 unit perabotan rumah tangga, 202 mesin diesel, dan mesin-mesin kapal.

Djakarta Branch tercatat memberikan sumbangsih besar terhadap perekonomian di Indonesia dengan mempekerjakan sekitar 1.000 pegawai pabrik dan kantor cabang yang berkebangsaan Indonesia. Selain itu, Djakarta Branch meluaskan jaringan sebanyak 41 cabang dengan total 3.500 pegawai dan mendorong terciptanya layanan jasa perbengkelan dan SPBU. [*/NOV]

foto: chevystory.com