Untuk membantu para pekerja serta mahasiswa yang sering berkutat dengan presentasi, Growth Center by Kompas Gramedia bekerja sama dengan Klob mempersembahkan lokakarya berjudul How to Pimp Your Slides pada Sabtu, 20 Maret 2021 dengan Helman Taofani, Advertising Production Manager dari Harian Kompas, sebagai pembawa materi.
Pada lokakarya interaktif dan terapan ini, peserta dijelaskan mengenai penggunaan elemen visual pada presentasi agar terlihat menarik serta mengombinasikan konten presentasi dengan tipe visualisasi konten yang tepat.
Helman memulai sesi dengan menceritakan perjalanan pendidikan dan kariernya. Ia adalah seorang lulusan dari jurusan arsitektur yang awalnya menempuh karier sebagai desainer grafis di Harian Kompas. Lalu ia menjadi pemasar dan manajer kreatif sebelum mencapai posisinya sekarang di perusahaan yang sama.
“Tidak ada pengetahuan yang percuma,” tegas Helman saat menerangkan belokan-belokan yang ia alami selama berkarier.
Prinsip dasar merancang presentasi
“Terutama pada saat seperti sekarang, ketika kita tidak bisa bertemu secara langsung, peran presentasi lebih penting karena dibutuhkan untuk menyampaikan ide atau diskusi saat rapat daring,” jelas Helman kembali menekankan pentingnya merancang presentasi yang efektif.
Helman mengidentifikasi empat aturan yang perlu diikuti dalam perancangan presentasi. Pertama, mulai dari nol. Helman menyarankan untuk selalu mulai dengan presentasi kosong dan jangan tergiurkan oleh format yang sudah ada. Sebab, kamu akan terbebani untuk mengikuti struktur format yang tidak memberikan ruang untuk berkreasi.
Kedua, picu ketertarikan dengan warna. Elemen warna mempunyai peran signifikan dalam meningkatkan kecantikan bahan presentasi. Oleh karena itu, alangkah baiknya kamu bisa menentukan daftar warna dari warna yang dipadukan dengan baik. Helman menuturkan bahwa daftar warna yang serasi dapat terdiri atas warna gelap dan sedang, tetapi juga dengan beberapa warna transisi di antara keduanya.
Ketiga, tunjukkan kerja keras yang telah dilakukan. Saat menampilkan suatu presentasi, pastinya kita tidak ingin audiens berpikir presentasinya kurang maksimal karena tidak adanya niat. Untuk menghindari hal tersebut, tampilan presentasi harus memberikan kesan bahwa memang sudah dibuat sepenuh hati. Caranya adalah memberikan warna, tidak menggunakan gaya tulisan bawaan dari format, memvariasikan struktur dan visualisasi konten, serta tidak menggunakan format umum.
“Dalam membuat presentasi, kita tidak membuatnya untuk diri sendiri. Kita membuatnya untuk dilihat orang lain,” jelas Helman sambil menekankan pentingnya memberikan kesan yang baik kepada audiens.
Keempat, jangan terlalu lama berkutat pada bagian judul salindia. Bahkan, Helman menyarankan untuk mengerjakan bagian ini di akhir. Sebab, bagian judul hanya akan dilihat oleh penonton selama 3 detik. Ia menegaskan bahwa audiens tidak akan terlalu peduli dengan salindia pertama, beda halnya dengan sampul novel yang membutuhkan banyak perhatian.
Perbedaan slideshow dan handout
Terdapat dua jenis presentasi yang dijelaskan oleh Helman menurut kegunaannya, yakni slideshow dan handout. Ia berpendapat, mengetahui kapan harus membuat handout dan kapan harus membuat slideshow sangat penting karena cara merangkainya juga berbeda.
Slideshow umumnya digunakan sebagai kartu isyarat (contoh: ide produk baru), sementara handout dibuat dengan lebih banyak informasi untuk dibaca (contoh: laporan bulanan).
Dalam merangkai suatu slideshow, ada beberapa ciri yang harus diperhatikan. Beberapa di antaranya adalah durasi satu menit, kejelasan, dan penggiringan dari tiap salindia. Helman mengungkapkan, memberikan waktu 1 menit untuk mengulas satu salindia bertujuan untuk menjaga perhatian para audiens. Terutama dalam keadaan daring, perhatian para pendengar lebih mudah teralihkan.
Sedangkan kejelasan mengarah kepada visual yang menunjang, permainan ukuran tulisan menurut penekanan dan sedikit teks dengan lebih banyak grafik. Penggiringan yang dimaksud pada salindia adalah kemampuan untuk membangun ekspektasi pembaca dan mengasosiasikannya dari hanya melihat sekilas apa yang ditampilkan.
“Orang jarang langsung membaca teks, melainkan langsung melihat gambar. Kita harus bisa memberikan gambar yang menggiring ekspektasi pembaca ke arah yang tepat,” jelas Helman.
Sementara itu, handout juga mengikuti beberapa pedoman supaya informasi dapat disampaikan dengan efektif. Cara merancang handout yang baik adalah memahami batas banyaknya informasi yang ditampilkan, fleksibilitas struktur, serta kesatuan dari seluruh bahan presentasi dan pada setiap salindia. Memang, handout ditujukan untuk menampilkan banyak informasi untuk dibaca. Namun, alangkah baiknya untuk memahami rentang perhatian audiens.
Fleksibilitas dari struktur konten handout juga penting karena akan ada banyak informasi tambahan yang muncul selagi merangkai presentasi. Sama halnya seperti slideshow, harus ada kesatuan yang tampak pada keseluruhan bahan presentasi ataupun pada tiap salindia. Hal ini bisa dicapai dengan warna, pola, geometri, dan ikon yang digunakan.
Kognisi adalah produk turunan Growth Center, yang merupakan platform berbasis edukasi persembahan Kompas Gramedia yang dibangun pada Mei 2019. Kognisi secara periodik mengadakan webinar yang terbuka untuk publik. Informasi lebih lanjut mengenai webinar Kognisi selanjutnya bisa langsung mengunjungi akun Instagram @kognisikg dan situs learning.kompasgramedia.com (khusus karyawan Kompas Gramedia). Selamat belajar, Kogi Friends! Stay safe, healthy, and sane!
Penulis: Clara Lourdessa Oryza E, Editor: Sulyana Andikko.