Seperti dilansir Kompas.id, Asosiasi Co-Working Space Indonesia mencatat sudah ada 180 co-working space atau ruang kerja bersama yang tersebar di 27 kota. Merebaknya bisnis sewa ruang kerja bersama ini sejalan dengan tren industri kreatif dan rintisan bidang teknologi digital.

Baca juga : sedang mencari co-working space? Berikut ini 7 co-working space favorit di jakarta

Ruang kerja bersama adalah ruang yang bisa disewa dengan layanan lengkap seperti perkantoran. Jika perkantoran biasa hanya eksklusif untuk satu perusahaan, ruang kerja bersama memiliki konsep ruang kerja yang diisi oleh beberapa perusahaan.

Secara global, pertumbuhan ruang kerja bersama juga semakin pesat. Global Coworking mencatat, jumlah ruang kerja bersama di dunia meningkat 22 persen menjadi 13.800 pada 2017. Kenaikan itu cukup signifikan jika dibandingkan pada tahun 2016 sejumlah 11.300 dan tahun 2015 sejumlah 8.700.

Selain harga sewanya terjangkau, ruang kerja bersama relatif lebih disukai para pelaku start-up (usaha rintisan). Bagi mereka, ruang kerja bersama bisa menjadi ekosistem pemacu usaha. Sering kali para pelaku usaha rintisan bisa saling belajar, mencari koneksi, dan berkolaborasi. Selain itu, ruang kerja bersama juga ada yang memfasilitasi mereka dengan berbagai layanan, mulai dari mentoring hingga jejaring.

Inkubator bisnis

Salah satu ruang kerja bersama yang memiliki konsep tersebut yaitu BNVLabs, yang dimiliki Bank Bukopin bekerja sama dengan Kibar. Berlokasi di Menara Kibar, Menteng, Jakarta, ruang kerja bersama ini menjadi semacam inkubator bisnis para pelaku usaha rintisan.

Menurut Digital Product dan Partnership Manager BNVLabs Mohamad Irfan, saat ini, sudah ada sekitar 11 usaha rintisan yang berkantor di BNVLabs.

“Kami memilah usaha rintisan yang memiliki potensi yang bagus dan bisa berkolaborasi dengan perbankan ke depannya. Tak hanya fokus kepada usaha rintisan di bidang financial technology (fintech), BNVLabs juga mengincar usaha rintisan dari bidang social, health, agri, aqua culture, hingga logistik,” tambah Irfan.

Baru bergabung

Sebelumnya, sudah ada 8 usaha rintisan yang berkolaborasi di BNVLabs: Jojonomic, eFishery, 8Villages, Reblood, Riliv, Pasiensia, Olride, dan Iwak. Awal tahun ini, ada 3 usaha rintisan yang bergabung, yaitu Triplogic, Karapan, dan Eragano. Usaha rintisan yang bergabung dengan program ini bisa memanfaatkan beragam fasilitas dari Bank Bukopin, seperti networking, payment gatewaycore banking system, hingga credit scoring.

CEO Reblood Leonika Sari menuturkan, banyak orang berpikir perusahaannya yang bergerak di bidang darah terlihat tidak relevan dengan BNVLabs. Namun, dia justru mendapat koneksi ke PMI DKI Jakarta saat bergabung di ruang kerja bersama milik Bank Bukopin ini.

“Setelah berbincang dengan PMI DKI Jakarta, masalah utama mereka yaitu donor darahnya didominasi orang berusia 40 tahun ke atas. Di sisi lain, pengguna Reblood didominasi generasi milenial. Selain itu, mereka ternyata masih kesulitan mencari dana. Dari dulu hingga sekarang, mereka masih melakukan pencarian dana secara offline melalui kupon. Kami menawarkan kerja sama dalam bentuk dompet digital di aplikasi Reblood sehingga semua orang bisa melakukan donasi ke PMI secara online,” ungkap Leonika.

Sementara itu, CEO Triplogic Oki Earlian menuturkan, salah satu kebutuhan usaha rintisan yaitu sistem payment gateway. “Kolaborasi antara usaha rintisan dengan bank itu penting sekali. Kami melihat untuk verifikasi konsumen bisa dibantu oleh bank sebab data di perbankan pasti asli. Selain itu, saya melihat perbankan sudah mulai memahami model bisnis dari usaha rintisan,” tambah Oki.

Lebih lanjut, Leonika menuturkan, di dunia usaha rintisan yang begitu kompetitif semua orang saling bersaing dengan ide masing-masing. Namun, di ruang kerja bersama seperti BNVLabs, antara satu usaha rintisan dan usaha rintisan lainnya diajak berkolaborasi. Kolaborasi yang terjadi cukup unik. Tak hanya sesama usaha rintisan baru, tetapi juga antara perusahaan lama dan yang baru.

Pada masa mendatang, BNVLabs masih membuka kesempatan bagi para pelaku usaha rintisan yang ingin berkolaborasi bersama. Kesempatan ini terbuka untuk usaha rintisan segala jenis usaha, tak hanya di bidang di fintech. [INO]

Foto-foto dokumen Shutterstock.com

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 6 Februari 2018