Bayangkan sebuah taman menyembul keluar dari printer 3D Anda. Tumbuhan dan bunga-bungaan mekar dalam beberapa minggu, menciptakan taman yang subur dan hijau untuk balkon maupun atap Anda.
Yuichiro Takeuchi, seorang ilmuwan komputer yang bekerja dengan Sony Computer Science Laboratories di Tokyo, Jepang, menemukan cara mencetak fondasi taman menggunakan printer 3D dan perangkat lunak karyanya. Takeuchi menggunakan printer 3D untuk mencetak alas taman dari benang dan menyebarkan benih di atasnya.
Metode yang digunakan Takeuchi diadaptasi dari teknik hidroponik, sistem bertanam menggunakan air dan nutrisi tertentu. Metode ini tidak membutuhkan tanah, membuatnya ideal untuk diterapkan pada atap, atrium, balkon, dan sebagainya. Berkat benang yang menjadi tempat berpijak akar-akar tanaman, tanaman ini juga bisa diletakkan secara vertikal dengan sedikit penyesuaian, misalnya tambahan penopang.
Perangkat lunak yang diciptakan Takeuchi juga memungkinkan kita mendesain sendiri bentuk taman yang kita inginkan. Sebagai contoh, ia menciptakan taman berbentuk panda. Alas berbentuk panda ini bisa diisi dengan beragam tanaman, termasuk yang bisa dimakan, seperti selada air, basil, dan arugula.
Ke depannya, Takeuchi berencana mengembangkan desainnya untuk membuat fondasi tanaman yang cukup besar untuk menanam sayuran, buah-buahan, bahkan pohon. Ini membutuhkan printer lebih besar dengan kecepatan lebih tinggi.
Takeuchi meluncurkan metode bertanam 3D pada akhir September pada Sony Computer Science Laboratories (CSL) Symposium di Museum of Modern Art, New York. Takeuchi bermimpi mengubah kota asalnya, Tokyo, menjadi kota taman. Ini bisa menjadi solusi mengurangi kadar karbon di perkotaan.
Banyak warga Tokyo yang menyambut positif ide Takeuchi. Seperti dilansir 3dprint.com, seorang warga Tokyo mengungkapkan alasan yang begitu manis tentang mengapa mereka membutuhkan taman kota. “Karena kami, orang Jepang, menyukai kunang-kunang,” ungkapnya. Kunang-kunang hanya bisa hidup di lingkungan yang alami sehingga sudah lama mereka tidak melihatnya di tengah-tengah kepadatan kota Tokyo.
Luasnya taman di tengah kota diharapkan dapat menciptakan habitat baru bagi kunang-kunang atau mungkin juga lebah. Selain itu, taman tersebut dapat menjadi tempat menanam sendiri sumber makanan bagi warganya. [*/NOV]
Foto dokumen 3dprint.com
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 8 Desember 2014