Lalai atau malas melakukan servis berkala kendaraan merupakan salah satu pemicu hadirnya zat sisa proses pembakaran yang tidak sempurna. Bila dibiarkan dalam jangka waktu lama, hampir dapat dipastikan mobil mengalami beragam masalah yang dapat mengganggu kenyamanan berkendara.
Akibat ruang bakar dipenuhi kerak karbon di antaranya terjadi mesin “ngelitik” (knocking). Memang, kebanyakan mesin “ngelitik” diakibatkan penggunaan bahan bakar tidak sesuai anjuran, atau sistem pengapian tidak mampu berfungsi normal. Namun, suara khas yang timbul saat pedal gas diinjak tersebut juga bisa terjadi karena adanya tumpukan karbon di ruang pembakaran.
Oleh karena itu, pastikan ruang bakar dalam kondisi bersih, serta biasakan menggunakan bahan bakar dengan kandungan oktan yang dianjurkan. Apabila tidak memperhatikan hal tersebut, jangan heran apabila mobil kesayangan Anda mengalami engine knocking. Selain itu, jika dibiarkan dalam waktu lama, komponen-komponen pada mesin akan cepat rusak dan membutuhkan biaya tidak sedikit untuk perbaikan.
Mesin “pincang”
Mesin “pincang” atau bergetar tidak wajar juga merupakan indikasi adanya tumpukan kerak karbon. Banyaknya timbunan karbon di dalam ruang tersebut dapat menyebabkan klep tidak bisa tertutup rapat. Oleh karena itu, terjadilah mesin bergetar tidak wajar atau disebut “pincang”.
Selain karena injektor bahan bakar yang tersumbat karbon, mesin pincang bisa disebabkan permasalahan pada koil atau pembakaran pada busi yang tidak sempurna.
Baca juga :
Mesin sulit dimatikan
Mesin yang sulit dimatikan juga merupakan imbas ruang bakar yang dipenuhi kerak karbon. Tumpukan karbon di dalam ruang bakar dapat memicu terjadinya letupan berantai akibat panas dari proses pembakaran sebelumnya, dari ketika mesin dihidupkan. Hal inilah yang menjadi penyebab mesin tetap hidup meski kunci kontak sudah dalam posisi off.
Untuk mengatasi hal tersebut, kepala silinder harus dibuka dan dibersihkan. Kita bisa melihat tumpukan karbon hasil dari pembakaran yang tidak sempurna. Tumpukan karbon inilah yang menyebabkan mesin tidak mampu bekerja maksimal yang pada akhirnya membuat performa tidak sebanding dengan bahan bakar yang disuplai.