Banyak yang bilang kalau menabung itu susah. Untuk itu, kamu harus cari tahu penyebab susah untuk menabung. Baru kemudian mengetahui cara untuk menabung.

Dalam ranah pengelolaan keuangan, menabung adalah kemampuan paling dasar yang harus dimiliki seseorang. Jadi, menabung sebaiknya sudah menjadi kebiasaan. Oleh karena itu, yang terpenting dari menabung adalah konsistensi. Sementara selama ini, menabung dipandang sebagai kegiatan sekadar menyisihkan uang.

Sebelum mengetahui cara menabung yang benar, mungkin ada baiknya untuk melihat kesalahan-kesalahan dalam menabung selama ini. Hal ini untuk tahu kenapa kamu susah untuk menabung.

1. Masih satu rekening

Apakah rekening kamu masih satu? Itu berarti rekening tabungan kamu masih tercampur untuk kebutuhan harian. Hal ini sering kali membuat kamu tidak sadar dan menjadi lebih permisif, seperti “ambil sedikit deh dari budget” atau “gak apa-apa deh kelebihan sedikit dari budget, gajian besok ditambahin lagi”. Seperti itu seterusnya. Hal ini membuat anggaran menjadi tidak teratur.

Untuk itu, bukalah rekening lain khusus untuk menabung saja. Jika jumlah tabungan masih sedikit dan takut tergerus inflasi, kamu bisa coba buka bank digital. Kelebihannya, tidak ada biaya administrasi jadi uang tabungan kamu tidak terpotong.

2. Jumlah yang masuk tidak konsisten

Nah, buat kamu yang sudah memisahkan rekeningnya, bagus banget. Tapi, tugas kamu sekarang berarti harus konsisten, termasuk soal berapa banyak yang kamu tabung di rekening tersebut.

Untuk itu, cobalah untuk konsisten memasukkan nominalnya. Jika dirasa berat dengan nominal tersebut, aturlah di awal-awal. Usahakan untuk tidak mengurangi jumlah yang dimasukkan, jika tidak mendesak sekali. Rekening ini juga sebaiknya sudah disesuaikan dengan tujuannya agar kamu memiliki target yang bisa dikejar.

3. Persentase menabung tidak jelas

Idealnya, porsi menabung itu 10-15 persen dari gaji. Namun, porsi itu bukan berarti semuanya untuk ditabung saja. Dari porsi itu, kamu bisa gunakan juga untuk kegiatan sosial atau tujuan keuangan lainnya.

Usahakan jumlah itu tetap dan kalau bisa, tambahkan persentasenya seiring naiknya pendapatan kamu di tahun mendatang. Karena sudah sewajarnya pendapatan naik, porsi tabungan meningkat, bukan pengeluarannya.

Baca juga : 

4. Habis untuk “kasih makan” gaya hidup

Setiap tahun selalu saja ada handphone baru, baju baru, sepatu baru, dan lainnya yang menarik perhatian. Namun, jika egomu terus “diberi makan” demi publisitas diri, tak heran uang tabungan tidak akan pernah terkumpul.

Sebaiknya tanyakan dulu ke diri sendiri, apakah barang tersebut benar dibutuhkan? Jangan berpikir “Ah masih mahal, nunggu harga turun deh sambil nyicil uang untuk beli”. Itu pola pikir yang agak kurang baik.

Mungkin pola pikirnya bisa diubah menjadi “Nanti dulu deh. Gw hitung dulu deh supaya bis nabung buat keluaran yang terbaru aja nanti saat handphone gue sudah ketinggalan zaman.”

Jadi, bukan berarti tidak boleh beli untuk gaya hidup, namun sesuaikan dengan pendapatan dan kebutuhan.

5. Impulse buying

Kebanyakan orang yang sudah menerima gaji, tangannya gatal untuk tidak melihat aplikasi belanja daring dan menekan tombol “beli”. Apalagi saat gajian banyak promo dan diskon bertebaran.

Sebenarnya, promosi dan diskon dimaksudkan untuk menekan pengeluaran. Namun, sering kali kamu malah membeli barang yang diinginkan, bukan dibutuhkan. Hilangkan pikiran “Mumpung murah nih, beli sekalian aja”.

Nah, sekarang kamu sudah tahu faktor apa saja yang menyebabkan susah untuk menabung. Apakah salah satunya ada yang menjadi bagian dari dirimu? Yuk, mulai kebiasaan menabung dari sekarang.