Mencicipi racikan kopi dari kedai setempat saat berwisata menjadi hal yang wajib ada dalam daftar aktivitas perjalanan sebagian besar pelancong. Bagaimana dengan Anda?

Semenjak VOC membawa tanaman kopi ke Indonesia pada abad ke-16, budaya minum kopi di Indonesia mulai terbentuk, bermula dari Batavia (Jakarta) hingga ke seluruh Nusantara. Kedai-kedai kopi pun mulai bermunculan, yang beberapa masih berdiri hingga kini. Tak terkecuali di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

Kalau di Jakarta ada kedai kopi legendaris Koffie Warung Tinggi dan Kopi Es Tak Kie, atau di Bandung ada Koffie Fabriek Aroma, Tarakan juga punya kedai kopi legendaris. Namanya Warung Kopi Indra atau yang oleh penduduk setempat lebih dikenal dengan Warung Kopi Aseng.

Tamrin Hadinata dan Sumarni pada 1960-an memutuskan untuk mendirikan warung kopi tersebut dengan maksud memperoleh penghasilan tambahan. Namun, 1971 menjadi awal perjalanan yang sebenarnya dari warung kopi ini karena mulai ramai dan dikenal orang. Sekarang, pengelolaan warung kopi ini dikelola oleh generasi ketiga.

Tak susah mencari Kopi Aseng. Selain karena kota ini hanya memiliki luas wilayah sebesar 250,8 kilometer persegi, posisi warung kopi ini berada di kawasan yang ramai, yaitu Jalan Yos Sudarso, daerah Jembatan Besi, Kelurahan Lingkas Ujung. Warung kopi ini dekat dengan Pelabuhan Tengkayu. Anda bisa berjalan kaki sekitar 10 menit dari pelabuhan. Jika tidak menemukan, tanya saja dengan warga setempat yang pasti sudah tahu letak warung kopi ini.

Warung Kopi Aseng berbeda dengan warung kopi modern kebanyakan. Jika warung kopi modern identik dengan desain minimalis atau industrial dan berhiaskan alat-alat pembuat kopi yang modern, warung kopi Indra terlihat sederhana. Tak ada pintu kaca yang manis dan jendela yang “lucu” untuk di-“Instagram”-kan. Ruangannya pun tanpa AC. Sirkulasi udara hanya mengandalkan kipas dan bukaan ventilasi yang lumayan besar di bagian belakang dan depan rumah.

Menu autentik

Geliat pengunjung warung kopi ini sudah dimulai sejak pukul enam pagi. Penduduk lokal biasanya menyempatkan diri untuk mampir ke sini untuk sarapan dan menyesap secangkir kopi sebelum berangkat bekerja. Pengunjungnya mulai dari anak muda sampai orang tua.

Sesuai namanya, kopi menjadi minuman favorit. Di sini, Anda bisa menyesap kopi hitam, kopi susu, atau kopi mix. Ada juga menu menarik lainnya, seperti kopi ginseng, kopi jahe susu, dan kopi tarik. Tidak hanya kopi, ada juga menu teh, susu, hingga minuman dingin lainnya.

Seorang pengunjung asal Bogor, Hidya mengatakan kopi susu di Warung Kopi Indra punya rasa yang enak. “Kopi susunya lebih enak daripada kopi susu yang ada di Jakarta. Buat saya yang tidak terlalu menggemari kopi, es kopi susu di sini terasa lebih kental susunya, tetapi rasa kopinya tidak hilang,” ujarnya.

0410-LANGGAM-KOPI_6
0410-LANGGAM-KOPI_3
0410-LANGGAM-KOPI_2
0410-LANGGAM-KOPI_4
0410-LANGGAM-KOPI_5

Sementara itu, Hendra dari Jakarta pun merasakan hal serupa. Dia memilih kopi tarik dingin. Menurut Hendra, kopi tarik warung kopi Indra ini sangat punya rasa yang tidak terlalu manis. “Pas banget buat diminum pas siang hari di Tarakan yang sangat panas ini,” ujar Hendra.

Adapun untuk menu makanan ada menu bubur, mi instan, mi goreng, hingga nasi ayam serta bihun. Menu favorit di sini adalah bubur ikan yang tidak terlalu encer, tetapi gurih dan tidak amis. Rasa kaldu dan daging ikan kakap menjadi pengalaman yang berbeda saat menyantap bubur.

Namun, yang menjadi sajian khas kedai ini adalah roti. Sebut saja roti balak, yang sekilas terlihat seperti roti tawar tetapi dalam bentuk besar dan panjang. Ada juga roti bakar atau roti kaya (roti dengan olesan sari kaya). Jika tidak ingin roti, Anda bisa memilih pao atau pia yang punya beragam rasa, antara lain kacang hijau, kacang, atau ayam. Sajian roti dan pao ini merupakan hasil olahan sendiri Warung Kopi Indra. [VTO]

Foto-foto Iklan Kompas/B. Yurivito

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 4 Oktober 2017