Sebagian besar dari kita pernah mengalami batuk. Dengan mengenalinya lebih jauh, kita bisa mengidentifikasi penyebab dan cara penanganannya.
Batuk adalah cara tubuh untuk mengusir penyebab iritasi. Ketika sesuatu mengiritasi tenggorokan atau saluran napas, sistem saraf kita mengirimkan peringatan ke otak. Otak meresponsnya dengan memerintahkan otot di sekitar dada dan abdomen untuk berkontraksi dan mendorong udara keluar. Inilah yang kita rasakan sebagai batuk.
Batuk sebenarnya adalah refleks yang penting untuk melindungi tubuh dari penyebab iritasi, seperti lendir, asap, atau alergen seperti debu, jamur, dan serbuk sari. Namun, batuk bisa juga bisa mengindikasikan penyakit yang lebih serius.
Ada banyak cara untuk mengklasifikasikan batuk. Cara paling sederhana adalah dengan menentukan apa yang menjadi penyebabnya dan cara penanganan yang paling tepat. Berikut beberapa tipe batuk.
Batuk kering
Batuk kering pada umumnya adalah gejala dari penyakit yang terkait dengan saluran napas, seperti flu. Batuk jenis ini terjadi ketika di tenggorokan hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali lendir.
Seseorang yang mengalaminya merasa tenggorokannya sangat gatal dan kerap sulit untuk berhenti batuk. Rasa gatal di tenggorokan ini bisa diringankan dengan minum air atau minum sirup obat batuk.
Pada banyak kasus, batuk ini sembuh dengan sendirinya. Meski begitu, ada pula kasus lain yang perlu diinvestigasi jika batuk menjadi kronis. Penyebabnya antara lain penyakit asma yang gejalanya kerap disertai sesak napas, gastroesophageal reflux disease (GERD) ketika asam lambung naik, atau kanker paru-paru meski kasus ini jarang. Saat ini, batuk kering juga diidentifikasi sebagai salah satu gejala penyakit korona atau Covid-19 selain demam dan sesak napas.
Batuk berdahak
Tentu ini ditandai dengan adanya lendir atau dahak. Batuk berdahak umumnya disebabkan infeksi, seperti influenza, selesma (common cold), atau infeksi pada bagian dada.
Kadang-kadang, dahak disertai sedikit sekali darah berwarna cerah. Darah ini berasal dari paru-paru dan jika tidak berlebihan biasanya tidak mengindikasikan batuk yang parah. Namun, jika Anda mengeluarkan dahak dengan darah yang pekat, tercampur dengan makanan, atau berukuran seperti biji kopi, sebaiknya periksakan diri.
Beberapa batuk berdahak bisa jadi adalah batuk kronis. Penyebabnya mungkin bronkiektasis yang memicu penumpukan lendir dalam paru-paru. Dapat juga disebabkan pneumonia, infeksi yang menimbulkan peradangan pada jaringan paru-paru.
Selain itu, batuk berdahak bisa dipicu non tuberculous mycrobacterium (NTM), infeksi tidak menular yang biasanya disertai perasaan kelelahan, tidak enak badan, dan penurunan bobot. Penyebab lainnya, penyakit paru obstruktif kronis yang biasanya disertai dengan gejala napas pendek-pendek.
Jika batuk berdahak tidak mengarah pada penyakit yang lebih serius, membasahi tenggorokan dapat membantu meringankan gejala batuk berdahak. Bisa juga mengonsumsi obat untuk batuk berdahak, mengoleskan minyak yang bisa menghangatkan area tenggorokan dan dada, atau menggunakan pereda nyeri. Jika batuk disebabkan infeksi bakteri, mungkin Anda perlu antibiotik.
Batuk rejan
Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi bakteri yang sangat menular. Menurut data dari WHO, di dunia terjadi sekitar 30–50 kasus pertusis yang menyebabkan 300 ribu kematian.
Orang yang menderita batuk rejan biasanya juga mengalami gejala seperti flu, disertai batuk yang sangat kerap dan terasa sakit. Meminum antibiotik pada masa awal sakit dapat meringankan keparahan batuk rejan. Proteksi terbaik untuk jenis penyakit ini, vaksinasi untuk batuk rejan.
Batuk akibat tersedak
Seseorang bisa batuk jika saluran pernapasannya terhambat dan tubuh berupaya menyingkirkannya. Seperti yang biasa dialami banyak orang, ketika seseorang makan sesuatu yang ukurannya terlalu besar atau mengiritasi tenggorokan, setelah itu kita tersedak dan batuk.
Ada beberapa cara untuk mencegah tersedak. Kunyah perlahan dan lembut sebelum menelan, tidak minum terlalu banyak alkohol sebelum dan selama makan, dan tidak makan sambil lalu (on the go).
Batuk kronis
Batuk kronis biasanya berlangsung delapan minggu atau lebih. Kadang-kadang, batuk kronis bisa menjadi sinyal adanya penyakit lain dalam tubuh.
Batuk kronis biasanya disebabkan infeksi atau virus pada saluran pernapasan yang belum tertangani, alergi, merokok, paparan penyebab iritasi seperti jamur atau debu di dalam ruangan, pneumonia atau penyakit paru lain, serta kanker mulut atau tenggorokan.