Jika Anda ingin menyaksikan perayaan Cap Go Meh yang meriah, wajib rasanya mengunjungi Kota Singkawang, kota dengan budaya etnis Tionghoa yang kental. Perayaan Tahun Baru Imlek dan rangkaian acara Cap Go Meh merupakan gelaran tahunan terbesar di salah satu kota Kalimantan Barat ini. Anda akan terkesima dengan atraksi Tatung dan Wayang Gantung.
Tatung adalah atraksi perempuan, pria, dan anak-anak berkumpul untuk menjadi media penolakan terhadap kemalangan dan roh-roh jahat sepanjang tahun. Para tatung mengenakan pakaian kebesaran layaknya panglima perang Tiongkok dan pendekar silat. Selama ritual, mereka dirasuki dewa-dewa sehingga mampu melakukan berbagai tindakan di luar kewajaran. Ada yang mampu duduk di atas pedang, duduk di atas papan yang dipenuhi paku runcing, bahkan ada yang ditusuk besi dari pipi kiri menembus pipi kanan. Menurut budayawan Kalimantan Barat, Lie Sau Fat atau Xaferius Fuad Asali, atraksi Tatung ini merupakan tradisi suku Hakka, yang justru di Tiongkok mulai sulit ditemui, kecuali di Tibet dan Taiwan.
Rangkaian perayaan Cap Go Meh atau 15 hari setelah Imlek, berlangsung dengan beragam kegiatan berhari-hari di berbagai taman kota dan pelosok kota. Mulai dari pembukaan, festival dan pawai Lampion, kontes Miss Shanghai, pentas seni budaya, dan hiasan berbagai obyek besar seperti gerbang Tiananmen, pohon mei hwa, patung Dwei Kwan Im, Nagam, serta bangunan khas Tionghoa tempo dulu. Arak-arakan budaya ini melibatkan aneka etnis sebagai bentuk ajakan kedamaian dan kebaikan bersama.
Kota Seribu Kelenteng
Selain Festival Cap Go Meh, Singkawang memiliki banyak bangunan kelenteng dan menjadi daya tarik wisata. Hampir setiap 500 meter berdiri kelenteng, baik kecil maupun besar, tersebar di kanan kiri jalan. Tak heran jika kota ini sering disebut “Kota Seribu Kelentengâ€. Salah satu yang terkenal adalah Kelenteng Tri Dharma Bumi Raya yang terletak di Jalan Diponegoro. Kelenteng tua ini dibangun pada 1878, letaknya di pusat kota dan menjadi ikon Kota Singkawang.
Tradisi lainnya yang masih terjaga adalah pembuatan keramik yang pembakarannya menggunakan tungku naga, cara yang persis dilakukan di Tiongkok. Selain itu, terdapat beberapa lokasi wisata lain yang juga menarik untuk dikunjungi, antara lain Taman Pasir Panjang Indah (TPPI), Wisata Bahari Palm Beach, dan Sinka Island Park di Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan, arah ke Pontianak. Ada juga Taman Rekreasi Chidayu Indah dan Bukit Bougenville di Kelurahan Sijangkung, serta Taman Rekreasi Teratai Indah di Kelurahan Pasiran.
Tugu Khatulistiwa
Kota Singkawang berjarak 145 kilometer dari Pontianak dengan waktu tempuh 3,5 jam perjalanan darat. Dalam perjalanan dari Pontianak menuju Singkawang atau sebaliknya, sempatkanlah singgah sejenak di Equator Monument atau Tugu Khatulistiwa di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, sekitar 3 kilometer menuju Kota Singkawang.
Fenomena alam paling menarik terjadi di lokasi yang tepat berada di garis khatulistiwa ini. Saat titik kulminasi matahari, yakni ketika matahari berada tepat di garis khatulistiwa, semua bayangan benda-benda di permukaan bumi menghilang selama beberapa detik meski sinar matahari menerpa. Demikian juga dengan bayangan benda lain di sekitar tugu. Kulminasi matahari terjadi dua kali setahun, yakni 21–31 Maret dan 21–23 September.
Singkawang juga memiliki beragam panganan enak. Beberapa di antaranya menjadi favorit masyarakat setempat dan menjadi incaran para wisatawan yang berkunjung, antara lain mi kering H Herman, mi asin, bubur sapi, sate ayam depan Wihara Tri Dharma Raya, bubur pedas Bendahre, serta sotong kangkung dan sotong bakar Resto 1+1+1 di Jalan Pasar Turi Nomor 52.
Akomodasi di Singkawang dilengkapi dengan 7 hotel berbintang dan 23 hotel kelas menengah. Jika Anda berencana berkunjung ke Singkawang, terutama saat perayaan Imlek dan Cap Go Meh, pesanlah jauh-jauh hari. Biasanya dua bulan menjelang perayaan, semua hotel sudah habis dipesan. (Endang Suprapti/Litbang Kompas, disadur dari Jendela Indonesia, edisi 9 Februari 2013)
noted: kemeriahan cap go meh di singkawang