Ada beberapa tempat wisata di Tanah Air yang telah dibuka dengan kapasitas terbatas dan menerapkan protokol kesehatan. Kalau kamu mulai berniat untuk jalan-jalan, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan.

Pertama, kamu harus dalam kondisi sehat. Tidak demam, batuk, dan pilek. Kedua, selalu mengenakan masker dan sering mencuci tangan dengan sabun atau disinfektan tangan. Ketiga, usahakan membawa makanan dari rumah dan peralatan makan pribadi.

Keempat, selalu jaga jarak dan jauhi kerumunan. Kelima, pilih tempat wisata yang menerapkan protokol kesehatan. Keenam, usahakan membeli tiket destinasi wisata secara daring dan kurangi membayar secara tunai.

Selanjutnya, pilihlah juga transportasi dan akomodasi yang menerapkan protokol kesehatan secara serius. Sebelum berangkat, pastikan kamu juga telah melakukan tes usap atau tiup dan mendapat hasil negatif virus korona.

Lebih dari setahun di rumah saja, membuat wisata menjadi impian banyak orang selama pandemi ini. Wisata sesungguhnya juga memberi manfaat untuk kesehatan. Selama kamu melaksanakan protokol kesehatan secara disiplin, niscaya perjalanan wisata pada masa pandemi ini bisa berlangsung aman.

Salah satu destinasi wisata Nusantara nan eksotis adalah Papua. Tanah ini seakan memiliki keelokan alam yang tiada habisnya. Selain Pegunungan Jayawijaya dengan Puncak Jaya yang berselimut salju, dan Raja Ampat dengan keelokan alam bawah lautnya, Papua memiliki danau yang menawan hati, Danau Sentani di Jayapura.

Festival Danau Sentani

Sentani merupakan danau vulkanik ini berada sekitar 70-90 meter di atas permukaan laut, di antara Pegunungan Cyclops. Sumber air danau ini berasal dari 14 sungai yang bermuara di Jaifuri Puay.

Di sekitar daerah dangkalnya, danau ini ditumbuhi tanaman pandan dan sagu. Ciri khas lainnya, di dekat Sentani terdapat tugu Jenderal Douglas McArthur, peninggalan dari era Perang Dunia II.

Sebelum pandemi, keindahan yang menjadi aset Danau Sentani semakin terangkat lewat Festival Budaya Danau Sentani. Festival ini biasanya digelar di Kawasan Wisata Kalkote, Danau Sentani, Kabupaten Jayapura. Festival Budaya Danau Sentani  merupakan festival budaya dari beberapa kampung (ondoafi) di sekitar Danau Sentani dan beberapa kabupaten di Papua.

Festival ini bertujuan melestarikan nilai-nilai budaya sebagai aset unik ondoafi. Beragam budaya unik seperti Tari Perang dan tari tradisional lainnya dari berbagai suku di Kabupaten Jayapura, ditampilkan dalam perhelatan ini. Ditambah dengan pertunjukan seni dan budaya dari daerah lain di Indonesia yang memiliki tema serupa dengan daerah Danau Sentani. Misalnya, kesenian tradisional dari Danau Toba (Sumatera Utara), Danau Mindanao (Sulawesi Utara), dan Danau Tempe (Sulawesi Selatan).

Dulu, Festival Danau Sentani biasanya menyuguhkan tiga konsep, yaitu pagelaran, pameran, dan tur. Beberapa acara dalam festival ini adalah tarian kolosal Papua, lomba olahraga air, gema tifa kolosal, kuliner khas Papua dan Nusantara, kerajinan warga Papua, pesona anggrek Papua, field trip keliling Danau Sentani, dan Kampung Wisata Laut Tablanusu, serta pertunjukan kembang api di atas Danau Sentani.

Penyelenggara festival dulu sering menawarkan beberapa paket wisata yang bisa dipilih saat mengunjungi Danau Sentani. Contohnya, paket yang berangkat dari Kawasan Wisata Kalkote menuju Kampung Puay. Kemudian menuju ke Kampung Abar, Ifale, dan berakhir di Restoran Dapur Papua untuk makan siang.

Ada juga paket yang diawali dari kunjungan ke Kawasan Wisata Kalkote, kemudian menuju Kampung Abar dan Kampung Puay. Acara dilanjutkan di Restoran Dapur Papua untuk makan siang kemudian menuju ke Kampung Asey, dan kembali ke Kalkote.

Yang tak kalah menarik, paket yang bermula dari Kalkote. Perjalanan dilanjutkan dengan bus menuju Kampung Kwadeware. Dari Kampung Kwadeware, perjalanan wisata dilanjutkan dengan naik kapal menuju Kampung Donadai, kemudian ke Ifale, ke Abar untuk makan siang dengan menu ala Danau Sentani. Barulah perjalanan wisata diakhiri dengan kembali ke Kalkote.

Membuat sagu

Selain festival, masih banyak agenda menyenangkan yang bisa kamu lakukan di Danau Sentani. Semisal, kamu bisa mampir ke Desa Asei untuk membeli lukisan kulit kayu. Warga desa ini dikenal terampil membuat lukisan di atas kulit kayu.

Lukisan-lukisan itu biasanya menceritakan tentang legenda penunggang naga dan cerita-cerita lokal. Lukisan kulit kayu ini menggunakan pewarna alami.

Selanjutnya, kamu bisa mencicipi buah khas Papua, namanya matoa. Jika berkunjung ke sana saat musim matoa, kamu bisa membeli buah ini dengan harga terjangkau. Matoa banyak dijajakan di pasar tradisional atau pinggir jalan. Buah ini rasanya unik, ada aroma mirip durian dengan rasa seperti kelengkeng atau rambutan. Manis, segar.

Yang tak boleh lupa, kamu harus mencoba membuat sagu. Ini adalah makanan pokok masyarakat Papua. Untuk menjajalnya, kamu bisa datang ke Desa Abar. Proses pengolahan sagu dimulai dengan membelah pohon sagu dan mengambil bagian-bagian tertentu.

Kemudian kamu mesti menumbuknya sambil mencampurkan air. Air lalu disaring dan hasil saringan ini yang akan menjadi tepung sagu. Nah, tepung sagu bisa diolah menjadi bubur dengan tekstur khas yang kenyal. Bubur ini namanya papeda. Nikmatnya papeda kian maksimal jika kamu menyantapnya dengan ikan gabus kuah kuning.

Terakhir, kalau mau uji nyali, kamu bisa menjajal olahraga paralayang di kawasan Danau Sentani. Kegiatan ini biasanya digelar di Bukit Tungku Wiri, Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu. Oleh warga setempat destinasi ini juga dikenal sebagai Bukit Teletubbies.

Akses jalan menuju puncak Bukit Tungku Wiri saat ini sudah lebih baik. Fasilitas jalan ini dibangun oleh warga Doyo Lama pada Desember 2019. Dari puncaknya, kamu bisa menikmati keindahan Danau Sentani yang memukau.

Itu dia, sedikit cerita tentang cantiknya Danau Sentani. Sekali lagi, ingat, untuk ke sana, kamu harus sehat dan menaati protokol kesehatan. [*]