S

ore yang cerah di suatu hutan. Semua hewan asyik dengan aktivitasnya masing-masing. Juju si jerapah sedang mengumpulkan sayur. Bebo si badak sedang duduk santai di bawah pohon karet. Titu tupai sedang asyik makan biji bunga matahari. Namun, tiba-tiba para penghuni hutan dikejutkan oleh sebuah teriakan.

“Ke mana jagung-jagungku? Siapa yang mengambilnya?” teriak Bibu si beruang sambil menangis.

“Ada apa Bibu?” tanya Titu tupai.

“Jagung-jagungku hilang, Titu. Padahal, jagung itu untuk acara syukuran kelulusan Bimbi anakku, minggu depan,” jawab Bibu dengan gelisah.

“Mungkin kamu lupa menaruhnya, Bibu,” kata Juju jerapah.

“Aku yakin meletakkan di bawah tumpukan daun-daun jati di belakang rumahku,” kata Bibu.

Titu tupai mendekati Bibu. Ia membisikkan sesuatu. Bibu mengangguk.

“Baiklah Titu. Aku setuju dengan rencana kamu!” kata Bibu beruang.

“Rencana apa itu, Titu?” tanya Bebo badak.

Titu mendekati Bebo. Ia membisikkan sebuah rencana untuk menjebak siapa yang mengambil jagung-jagung Bibu.

Kemudian, Bebo membantu mengambil jagung-jagung yang disimpan Titu ke rumah Bibu beruang. Jagung-jagung itu untuk memancing siapa gerangan yang mengambil jagung Bibu.

Malamnya, Titu dan Bebo bersembunyi di balik pohon ulin dan semak-semak tinggi. Setengah jam kemudian, Titu tupai yang memang mempunyai kemampuan penglihatan sangat tajam, melihat ada sosok yang mendekati tempat persediaan jagung Bibu. Sosok itu mengendap-endap dan mengambil semua jagung lalu memasukkan ke dalam kantong dari kulit kayu. Titu pun segera menghampiri sosok itu.

“Sedang apa malam-malam di sini Rubi?” tanya Titu mengagetkan Rubi si rubah.

“Aku, aku….,” Rubi menjawab gugup.

“Rupanya kamu, Rubi, yang mengambil persediaan jagung-jagungku. Kenapa?” tanya Bibu beruang yang tiba-tiba muncul, diikuti Bebo.

“Maafkan aku, Bibu. Aku mengambil jagung-jagung kamu, karena kedua anakku sedang sakit dan mereka hanya mau makan dengan jagung. Aku tak bisa pergi jauh untuk mencari makan karena aku takut anakku kenapa-kenapa,” jawab Rubi berterus terang.

“Kalau memerlukan sesuatu,  kamu bisa bilang baik-baik, kami pasti akan membantu kamu, Rubi. Tapi, kamu jangan mencuri! Kita semua kan keluarga di hutan ini,” kata Titu.

Rubi tertunduk. Ia merasa bersalah dan malu karena mencuri jagung Bibu.

“Sekali lagi, maafkan aku, ya Bibu. Aku tak akan mengulangi lagi perbuatanku,” sesal Rubi sambil mengulurkan tangan ke Bibu.

“Iya, Rubi,” kata Bibu memaafkan sambil membalas uluran tangan Rubi.

“Terima kasih Titu, Bebo. Kalian sudah mau membantuku,” kata Bibu.

“Sama-sama, Bibu. Kita semua  teman dan sudah seharusnya saling membantu,” kata Titu, yang diikuti anggukan Bebo.*

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Fitri Kurnia Sari
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita