Senior Vice President Legal Gojek Erwina Tobing beberapa waktu lalu mengajak sekitar 150 peserta webinar Kognisi bertema “Jumpstart Your Career at Legal” mengeksplorasi strategi dan peluang karier profesional di bidang hukum korporasi.
Pilihan karier legal korporasi
Dalam berkarier di bidang hukum korporasi, terdapat dua pilihan utama, yaitu hukum advokat dan in-house legal officer.
“Advokat merupakan profesi yang mewajibkan pelaku usahanya untuk memiliki izin atau sertifikasi dalam menjalankan pekerjaannya, seperti jaksa, hakim, dan notaris. Sementara itu, in-house legal officer bertanggung jawab dalam hukum internal suatu perusahaan dan tidak diwajibkan memiliki izin,” jelas perempuan yang akrab disapa Wina ini.
Setiap profesi memiliki sisi positif dan negatifnya, begitu juga dengan in-house legal dan advokat. Berdasarkan pengalaman kerja selama hampir 15 tahun di bidang hukum korporasi, Wina memaparkan tantangan dan keuntungan masing-masing bagian.
“Posisi in-house legal lebih menawarkan keseimbangan jam kerja karena kita bekerja untuk perusahaan,” jelas Wina. Namun, karena bertanggung jawab untuk memastikan perusahaan bergerak sesuai koridor hukum, diperlukan pemahaman industri menyeluruh.
“Sebelum melamar kerja, penting untuk paham kondisi industri dari perusahaan tersebut,” saran Wina. Posisi ini memerlukan interaksi dengan pihak nonlegal, seperti dengan bagian pajak atau akuntansi perusahaan untuk memastikan semua aspek berkesinambungan.
“Tantangan lainnya adalah tuntutan untuk memberikan saran perkembangan dari sudut pandang hukum dengan menyesuaikan sisi komersialnya. Selain itu, kita memiliki kewajiban untuk menjaga biaya jasa hukum menjadi lebih efisien sehingga pekerjaan kita akan lebih fleksibel dan bervariasi untuk mengurangi biaya jasa hukum eksternal. Hal ini juga menjadi keuntungan karena kita terdorong untuk mengembangkan pengetahuan lewat berbagai pekerjaan yang dilakukan,” tutur Wina.
Berbeda dengan in-house legal, karier di bidang advokat lebih bertanggung jawab dalam menyediakan jasa kepada berbagai klien dengan harapan yang berbeda-beda, kasus beragam, dan sesuai dengan tenggat waktu tertentu. Oleh karena itu, seorang advokat harus siap komitmen untuk jam kerja yang bukan hanya tinggi tapi juga tidak menentu. Namun, penghargaan finansialnya sebanding karena pemberian gaji berdasarkan jam kerja.
“Keuntungan lainnya adalah tersedianya berbagai program pelatihan hingga ke luar negeri dan sistem kerjanya dinamis, sehingga setiap hari kita akan selalu menemukan hal baru yang mampu meningkatkan kemampuan untuk menjadi seorang ahli,” ungkap perempuan yang sempat menjadi associate di Bahar & Partners.
Tantangan lainnya adalah teknologi seakan-akan mengambil alih beberapa pekerjaan di posisi ini karena perusahaan advokat membuat sistem untuk mengerjakan beberapa hal teknis untuk efisiensi biaya tenaga kerja.
“Bagian ini memiliki tingkat stres yang lebih tinggi karena perusahaan akan berlomba untuk mendapatkan klien. Tapi, perusahaan akan memberikan fasilitas kerja yang lengkap dibandingkan in-house legal, seperti sistem pendataan dan teknologi untuk mendukung kita,” imbuh Wina.
Modal utama
Agar dapat berkarier sebagai advokat maupun in-house legal, perlu memiliki kemampuan komunikasi yang jelas dan efektif dalam menyampaikan tujuan secara lisan maupun tertulis. Untuk bisa berkembang di bidang ini, kemampuan kerja tim dan kegigihan menjadi sangat penting, karena tidak ada perjalanan karier yang selalu mulus.
“Jadi, kita akan berkembang jika kita mampu bersikap tenang ketika mengalami masalah dan evaluasi mencari solusi,” ujarnya.
Kemampuan esensial lainnya adalah pemikiran kritis dan luas, karena seorang pelaku hukum harus memahami berbagai aturan, menganalisa, dan mencari solusi dengan cara yang terstruktur dan komunikatif.
“Selain itu, berpikir positif dan terbuka dengan kritik juga sangat penting dalam perkembangan kemampuan kita. Dalam bidang advokat, karena mereka bekerja untuk klien, kesan pertama menjadi sangat penting untuk menentukan kredibilitas. Jika, seorang advokat menunjukkan ketidaksiapan dalam dirinya, klien akan menjadi ragu.” sambung Wina.
Sebagai penutup, Wina mengingatkan peserta untuk mengutamakan keseimbangan kecerdasan emosional dan intelektual dalam meniti karier. Selain itu, kita harus bersikap terbuka akan pilihan karier yang ada dan bersikap gigih ketika sudah menemukan minat pekerjaan yang diinginkan. Kuncinya adalah bereksplorasi dan fleksibel dengan cara kita menghadapi konsekuensi yang mengikutinya.
Kognisi adalah produk turunan Growth Center, yang merupakan platform berbasis edukasi persembahan Kompas Gramedia yang dibangun pada Mei 2019. Kognisi secara periodik juga mengadakan webinar yang terbuka untuk publik. Informasi lebih lanjut mengenai webinar Kognisi selanjutnya bisa langsung dikunjungi di akun Instagram @kognisikg dan situs learning.kompasgramedia.com (khusus karyawan Kompas Gramedia). Selamat belajar, Kogi Friends! Stay safe, healthy, and sane!
Penulis: Helen Adriana Wijaya, Editor: Sulyana Andikko.