Ketika lonceng jam istirahat berdentang, Fani selaku ketua kelas cepat-cepat maju ke depan.
“Teman-teman, kita bermusyawarah dahulu, yuk. Menurut kalian, kado apa yang cocok kita berikan kepada Ibu Wulan?”
“Bagaimana kalau tas kerja?” Alya memberi usul. Beberapa teman lain setuju.
“Menurutku lebih cocok sepatu,” Nadira menimpali.
Fani manggut-manggut sambil mempertimbangkan usulan dari teman-temannya.
“Terima kasih atas usulan teman-teman semua. Sekarang, kita akan menghitung uang kas yang terkumpul dahulu, barulah kita memutuskan kado apa yang akan kita berikan kepada Ibu Wulan,” kata Fani menengahi.
Dengan sigap, Siska mengeluarkan buku catatan uang kas dari dalam tasnya. Kemudian, Fani membantu bendahara kelasnya itu menghitung jumlah uang kas yang sudah terkumpul.
Raut wajah Fani dan teman-temannya tampak berubah sewaktu Siska menyebutkan total uangnya. Uang kas yang selama ini mereka kumpulkan ternyata tidak banyak. Tidak cukup untuk membeli tas atau sepatu di toko.
Fani memandangi wajah murung teman-temannya. Sebuah ide tiba-tiba terlintas dalam benaknya.
“Teman-teman, bagaimana kalau kita memberikan tanaman bunga kepada Ibu Wulan?”
Alya mengangguk. “Aku setuju. Ibu Wulan kan senang berkebun, beliau pasti akan menyukainya.”
“Ide kamu bagus, Fani. Kalau tas atau sepatu kan bisa rusak kalau sudah lama dipakai. Tapi, kalau tanaman bunga, pasti akan dirawat dengan penuh kasih sayang oleh Ibu Wulan,” ujar Siska yang disambut anggukan teman-temannya.
Mereka pun sepakat akan memberikan dua pot tanaman bunga kepada Ibu Wulan sebagai kado ulang tahun. Fani segera membagi tugas kepada teman-temannya.
Alya dan Nadira bertugas untuk mencari tahu jenis tanaman bunga apa yang belum dimiliki Ibu Wulan. Sementara itu, Fani dan Siska yang akan pergi membeli tanaman itu.
Pagi itu, Fani dan teman-temannya sengaja datang lebih awal. Pot tanaman bunga yang akan diberikan kepada Ibu Wulan telah diikat rapi dengan pita.
Saat Ibu Wulan masuk ke dalam kelas, Fani dan teman-temannya langsung menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Sebelum lagu usai, Fani dan Siska maju ke depan lalu memberikan dua pot tanaman bunga kepada Ibu Wulan.
“Wah! Terima kasih banyak, anak-anak. Kado dari kalian ini akan menjadi harta Ibu yang paling indah,” ucap Ibu Wulan.
Fani dan teman-temannya merasa lega. Meski bukan kado yang mahal, Ibu Wulan sangat menyukai kado ulang tahun yang mereka berikan.*
Penulis: Iliana Loelianto
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita