Tatkala dulu bahan bakar jenis premium lebih mahal ketimbang minyak solar, banyak orang melirik mobil bermesin diesel. Setiap jenis bahan bakar memiliki kelebihan masing-masing. Berikut ini, beberapa karakteristik solar, diolah dari beberapa sumber.

Berkadar setana

Karakter pembakaran dan kualitas solar dijabarkan dalam skala kadar setana (cetane)  dari 0 hingga 100. Jika terdapat kandungan setana murni, solar akan memiliki angka 100. Ini artinya mudah terbakar. Semakin tinggi kadar setananya, kian tinggi pula kualitas solarnya.

Angka setana adalah angka dari 0 sampai 100 yang menunjukkan kualitas pembakaran relatif solar. Angka ini merupakan salah satu dari sejumlah faktor terukur yang menunjukkan karakteristik keseluruhan dan kualitas solar.

Solar yang memiliki kadar setana rendah dapat menyebabkan kinerja mesin diesel berjalan lambat. Mesin ini kemudian menghasilkan gas buang yang tinggi akibat adanya pembakaran yang tak efisien. Solar dengan kadar setana rendah juga membuat mesin sulit dinyalakan.

Lebih irit

pengisian bahan bakar solar lebih irit

Untuk urusan efisiensi bahan bakar, solar dianggap menjadi salah satu yang paling irit saat ini. Namun dalam hal akselerasi, solar masih berada di bawah bensin. Keiritan ini kian ditegaskan oleh mesin diesel yang tak memerlukan busi. Sehingga mengurangi biaya perawatan atau penggantian komponen di bagian pengapian.

Dulu, kendaraan berbahan bakar solar dikenal akan suaranya yang berisik dan menguarkan bau asap yang khas. Namun, saat ini, teknologi mesin diesel didesain kian canggih dan modern, sehingga suaranya lebih halus, meminimalisasi bau gas buang, dan semakin nyaman. Bahkan, pabrikan mobil mewah, seperti BMW dan Mercedes-Benz, mengembangkan lini khusus mesin diesel.

Dengan kondisi perawatan yang sama, mesin berbahan bakar solar dianggap lebih awet dibanding mesin berbahan bakar bensin. Inilah salah satu alasan mesin-mesin dalam industri sebagian besar menggunakan diesel.

Kadar minimal

Pada umumnya, pembakaran efisien dalam ruang mesin diesel terjadi jika solar yang digunakan berkadar setana sekitar 55. Meski terdapat sejumlah mesin diesel yang merekomendasikan penggunaan solar berkadar setana 60, sebenarnya kadar di atas 55 dianggap tak banyak memengaruhi tenaga maupun efisiensi bahan bakar.

Ada banyak negara yang menetapkan standar kadar setana minimal untuk solar berkisar 40–51. Untuk menetapkan kadar setana, solar diproses dan diuji menggunakan mesin diesel yang memiliki variabel tekanan. [*]