Tanda dimulainya program di atas lahan seluas 22 hektar itu, Eddy mengundang Gubernur Sumut, Pangdam I/Bukit Barisan, dan Kapolda Sumut, offtaker, dan pihak perbankan untuk menanam cabai perdana pada 21 November 2022 lalu.
“Pemerintah Kabupaten Dairi berkomitmen dan sangat mendukung sinergi pemerintah pusat dan daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk meredam gejolak inflasi dari komoditas volatile food atau inflasi komponen bergejolak,” kata Eddy.
Menurut Eddy, KPT Ekosistem Agri Unggul diarahkan menjadi kawasan integrated farming dengan mendorong kelembagaan petani ke dalam koperasi produsen, implementasi teknologi digital, pembiayaan permodalan petani melalui KUR Kluster, serta peningkatan produksi di sisi hulu melalui pemberian sarana produksi (saprodi), alat dan mesin pertanian (alsintan), serta alat operasional lainnya kepada petani.
“Pola pengembangan kerja sama pada KPT Ekosistem Agri Unggul Dairi ini melalui kerja sama kemitraan berbasis public private partnership yang menjalin kolaborasi antara masyarakat petani melalui koperasi produsen Aur Dairi Botanikal; pihak swasta antara lain PT Indofood, PT Pilar Group, PT Dairi Agri Farm, Bank Sumut, Bank BRI, PT Agrinoose; serta pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian dan Dinas Perindagkop Kabupaten Dairi, dan Dinas Pertanian Provinsi Sumut,” ujarnya.
Eddy menjelaskan, di samping untuk pengendalian inflasi daerah, KPT Ekosistem Agri Unggul Dairi dibangun untuk menyejahterakan masyarakat petani Dairi akibat krisis multidimensi sejak pandemi Covid-19 dan munculnya persoalan lain. Misalnya, mahalnya pupuk, kesulitan bibit, mahalnya biaya modal melalui tengkulak, dan tidak adanya jaminan harga.
Situs web portal.dairikab.go.id