Sejak pagi, aktivitas di rumah Risma di perumahan Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah, sudah tampak ramai. Papa sibuk menurunkan barang dari mobil untuk diletakkan di ruang tengah.

“Mama, kita mau buka warung, ya?” tanya Risma heran saat melihat tumpukan karung beras, gula, berkotak-kotak peti telur, serta kardus-kardus mi dan minyak goreng di ruang tengah rumahnya.

“Bukan, Sayang. Sembako itu akan diberikan pada warga di sekitar tempat tinggal kita untuk program Jogo Tonggo,” jawab mamanya.

“Jogo Tonggo? Apa itu, Ma?” Risma penasaran.

“Jogo Tonggo adalah program yang digagas oleh Gubernur Jawa Tengah guna menghadapi pandemi Covid-19. Jogo tonggo artinya menjaga tetangga. Warga bergotong royong memanfaatkan bangunan Balai RW sebagai lumbung pangan. Warga yang mampu membantu yang tidak mampu. Bantuan yang terkumpul ditampung jadi satu untuk kemudian disalurkan pada warga yang membutuhkan,” jelas Mama.

“Pandemi virus Covid-19 membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, menjadi pengangguran, bahkan menyebabkan kematian karena kelaparan. Jadi, warga saling menengok ke tetangga kanan dan kiri rumahnya. Jika ada yang kesusahan, harus melapor ke ketua RW untuk dicarikan solusi bersama. Kita harus bersyukur, Papa masih bisa bekerja meski harus bekerja dari rumah dan kita bisa melakukan kebaikan dari rumah dengan berbagi sembako seperti ini di tengah pandemi,” lanjut Mama.

Risma pun mengangguk. Setelah berpikir sejenak, ia pun berkata, “Ma, apa aku boleh ikut berpartisipasi dalam program Jogo Tonggo?” Risma meminta izin.

“Tentu boleh, Sayang.”

Risma lalu berkata, “Ma, bagaimana kalau hadiah lomba menulisku dipakai untuk membeli sembako dan diberikan pada warga yang membutuhkan?”

Seminggu yang lalu Risma memang menjadi juara 1 lomba menulis untuk anak-anak yang diselenggarakan salah satu penerbit buku nasional dan mendapat hadiah berupa uang tunai. Uang itu sudah ditransfer ke rekening mamanya dua hari yang lalu.

“Lho, bukannya uang kemenangan lomba menulis mau Risma tabung dan dipakai untuk membeli laptop baru?”

“Iya, Ma, tapi Risma pikir dengan membantu tetangga, jauh lebih penting daripada membeli laptop. Boleh, kan, Ma?”

Mama mengangguk setuju.

“Terima kasih, Sayang,” ucap mamanya bangga karena putrinya itu memiliki kepedulian yang besar pada sesama.

Risma lalu menolong Mama memasukkan sembako ke kantung-kantung. Setelah itu, Risma dengan memakai masker ikut papanya mengantar kantung-kantung sembako itu ke Balai RW untuk nantinya dibagikan kepada warga yang membutuhkan.

Risma tersenyum bahagia karena bisa berbagi kebaikan meski dari rumah.*

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Yeni Endah
Pendongeng: Paman Gery (IG: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita