Gunung berapi adalah fenomena alam yang memukau dan kadang-kadang mematikan. Ketika gunung berapi erupsi (meletus), ia melepaskan energi luar biasa yang bisa mengubah lanskap, memengaruhi iklim, dan mengancam kehidupan manusia serta kehidupan liar.

Ada beberapa jenis letusan gunung berapi yang digolongkan berdasarkan kekuatannya. Masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri. Mari kita menjelajahi beberapa jenis letusan ini.

1. Erupsi Strombolian

Erupsi ini dinamai dari Gunung Stromboli di Italia. Letusan ini ditandai dengan pelepasan material vulkanik yang relatif kecil, seperti bom lava dan lava cair yang mengalir. Meskipun tidak sekuat beberapa jenis letusan lainnya, Strombolian sering terjadi secara berkala.

2. Erupsi Hawaiian

Dinamai dari Kepulauan Hawaii, letusan ini sering kali dihubungkan dengan lava yang mengalir secara lambat dan kontinyu dari puncak gunung berapi. Lava jenis ini disebut lava basaltik, yang memiliki viskositas rendah sehingga cenderung mengalir jauh dari sumber letusan. Erupsi Hawaiian cenderung kurang eksplosif dibandingkan jenis letusan lainnya.

3. Erupsi Pelean

Letusan ini diberi nama dari Gunung Pelée di Martinique. Erupsi Pelean cenderung sangat eksplosif dan menghasilkan aliran piroklastik yang sangat panas dan mematikan. Aliran piroklastik ini terdiri dari gas, debu, dan batuan vulkanik yang hancur. Letusan Pelean sering kali sangat merusak dan dapat menimbulkan kerusakan besar pada lingkungan sekitarnya.

4. Erupsi Plinian

Nama erupsi ini diambil dari sejarawan Romawi Kuno, Pliny the Elder, yang menyaksikan letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi. Erupsi Plinian adalah salah satu jenis letusan yang paling eksplosif dan berbahaya. Letusan ini melontarkan kolom abu dan gas yang sangat tinggi ke atmosfer, serta sering mencapai ketinggian puluhan kilometer. Aliran piroklastik dari letusan ini dapat menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya dan menciptakan lanskap yang berubah secara drastis.

Baca juga: 7 Penjaga Gunung Slamet dan Rute Pendakian ke Puncaknya

5. Erupsi Phreatomagmatic

Jenis letusan ini terjadi ketika air bertemu dengan magma yang panas. Ini bisa terjadi di bawah permukaan tanah, seperti di bawah danau atau pegunungan berapi yang tertutup salju. Ketika air tiba-tiba terpapar panas dari magma, terjadi ledakan uap yang kuat yang melepaskan material vulkanik ke atmosfer. Letusan ini cenderung sangat eksplosif dan dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan.

Meskipun setiap gunung berapi unik dan perilakunya bisa sangat bervariasi, pemahaman tentang jenis-jenis letusan ini dapat membantu para ilmuwan dan ahli bencana untuk memprediksi potensi bahaya dan merencanakan respons yang sesuai. Dengan terus mempelajari dan memahami gunung berapi, kita dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan mengurangi dampak negatif dari letusan gunung berapi di masa depan.