Memacu sepeda motor dengan kecepatan tinggi menjadi pemandangan jamak di kota-kota besar Indonesia, apalagi ketika kondisi jalanan sedang lengang. Ketika memacu sepeda motor dengan cepat, pergantian gigi juga terjadi begitu cepat. Hal ini yang terkadang membuat gigi cepat rusak. Berikut ini beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan sehubungan dengan pergantian gigi.
Kapan waktu yang tepat mengoper gigi? Sebagai pedoman, Anda bisa mengoper gigi disesuaikan dengan kecepatan. Sebagai contoh, jika menggunakan sepeda motor bebek, terutama dengan kopling, gigi 1 digunakan untuk rata-rata kecepatan 20 hingga 30 kilometer per jam.
Ketika kecepatan mencapai 30 hingga 60 kilometer per jam, sebaiknya Anda segera mengoper ke gigi 2. Setelah itu, gigi 3 digunakan ketika kecepatan semakin bertambah menjadi 60 hingga 80 kilometer per jam. Kemudian, ketika kecepatan naik menjadi 80 hingga 100 kilometer per jam, sebaiknya Anda langsung mengoper ke gigi 4.
Sebaiknya Anda tak memaksakan sepeda motor melaju di atas kecepatan maksimal. Pasalnya, putaran yang terlalu tinggi bisa membuat mesin cepat panas. Jika panasnya terlalu berlebihan, hal ini bisa merusak mesin hingga menyebabkan rantai putus. Selain itu, putaran juga jangan sampai terlalu rendah karena bisa membuat oli tak melumasi seluruh bagian mesin. Hal ini akan mengakibatkan mesin mati.
Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu ketika mengoper gigi, handle gas sebaiknya ditutup secukupnya. Hal ini berlaku ketika Anda akan mengganti gigi ke yang lebih tinggi atau sebaliknya.
Sementara itu, Anda juga sebaiknya tak terlalu sering salah mengoper gigi. Pasalnya, jika hal tersebut dilakukan, kampas kopling akan cepat habis. Hal ini akan membuat proses setengah kopling masih berada di putaran tinggi, rotary sulit bergerak, dan menggeser fork serta gigi transmisi. Untuk mengatasi hal ini, Anda cukup melakukan pergantian kampas kopling baru.
Anda juga sebaiknya memperhatikan kondisi kopling. Jika setelan kopling kurang dalam, Anda akan kesulitan mengatur proses setengah kopling. Jika kondisi ini terjadi, pelat kopling dan kampas kopling tak bisa bebas. Efeknya sama dengan kondisi saat kampas kopling habis atau terbakar. Jika hal ini terjadi, perlu dilakukan penyetelan ulang pada setelan otomatis kopling. [*/INO]
foto: shutterstock
noted: jeli ketika mengoper gigi