Oli atau pelumas merupakan komponen vital bagi sepeda motor. Kualitas oli yang buruk berdampak buruk pula pada sepeda motor.

Untuk sepeda motor, ada dua kode standar internasional yang dipakai. Pertama, JASO atau Japanese Automotive Standard Organization. Kedua, API (America Petroleum Institute). Pilihlah oli yang mencantumkan salah satu dari dua kode standar itu di kemasannya.

Pastikan juga di kemasan tertera klasifikasi viskositas SAE. Kode viskositas atau kekentalan dibagi dua. Multi Grade, yang mencantumkan beragam kekentalan, misal, SAE 20W-50. Atau monograde yang cuma mencantumkan satu tingkat kekentalan, contohnya SAE 10W.

Untuk sepeda motor yang beredar luas di Indonesia, misalnya bebek 4-tak, pabrikan merekomendasikan tingkat viskositas SAE 20W50. Mengetahui oli rekomendasi pabrikan untuk sepeda motor Anda bisa dilihat di manual book alias buku manual yang biasa didapat ketika beli sepeda motor baru.

Perhatikan juga latar belakang produsen pembuatnya. Penting karena saat ini jumlah merek oli yang beredar di Indonesia lebih dari 200. Background ini urgent untuk memastikan apakah si produsen memiliki kapabilitas membuat oli yang baik.

Untuk mengetahui apakah oli itu asli atau tidak, ada beberapa indikasi untuk konsumen supaya terhindar dari pelumas palsu. Cara paling gampang, jangan menerima oli dengan kemasan cacat. Entah kaleng atau tutup sudah penyok. Apalagi untuk merek kemasan pelumas cukup terkenal.

Beberapa oli terkenal sudah mencantumkan kode angka produksi di tutup botol dan leher botol. Ketidaksesuaian kode angka ini salah satu indikasi bahwa oli wajib dicurigai palsu.

Antisipasi lain, ganti pelumas di bengkel langganan. Jangan “jajan” pelumas sembarangan. Paling aman, ya beli di gerai, agen, dealer atau toko resmi yang sudah jadi rekanan distributor oli dimaksud. Selain lebih terjamin, jika kedapatan oli palsu bisa langsung diklaim. [*]

 Foto dokumen Shutterstock.

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 9 Desember 2016