Maudy tersenyum senang melihat banyaknya kupu-kupu yang beterbangan di depannya. Di pohon cemara, Maudy melihat seekor tupai yang berlompatan dari satu pohon ke pohon lain.
Hingga matanya menatap tumpukan sampah plastik di bawah pohon cemara. Sampah plastik itu bekas bungkus makanan yang dibuang sembarang. Maudy memungut sampah itu dan membuangnya ke tempat sampah.
Maudy tiba-tiba melihat dua teman sekolahnya sedang membuang botol plastik minuman sembarang di taman. Dengan kesal, Maudy berjalan menghampiri dua temannya itu, Doni dan Aji.
“Doni, Aji, jangan buang sampah sembarang!”
“Apaan, sih? Cuman begitu saja kok ribet banget,” jawab Doni acuh.
“Begitu saja?” geram Maudy. Maudy mengambil botol plastik yang tadi Doni buang. “Kamu tahu tidak sih, kalau botol plastik ini sulit diuraikan? Kalau dibiarkan, bisa mengganggu ekosistem,” lanjut Maudy sambil menunjuk botol minuman plastik di tangannya.
“Kamu lebay banget. Nanti juga dibersihkan sama petugas kebersihan,” balas Aji.
“Kamu ini, ya?” Maudy tidak habis pikir dengan ucapan Aji. “Coba bayangkan? Dengan membuang sampah sembarang, berarti kamu menambah pekerjaan petugas kebersihan! Kamu tidak kasihan dengan mereka?” jelas Maudy.
Kali ini, Doni dan Aji diam tidak berkutik.
Maudy lalu melanjutkan bicaranya. “Sampah yang kalian buang bisa merusak keindahan taman sekolah kita. Taman sekolah kita menjadi kotor. Kalau dibiarkan sampah menumpuk, tanah akan ikut tercemar. Taman sekolah kita jadi tidak nyaman untuk didatangi!”
Doni dan Aji kini menundukkan kepalanya Mereka berdua merenungi apa yang Maudy ucapkan.
“Memang kalian mau taman sekolah kita menjadi jelek?”
“Tidak mau!” jawab Doni dan Aji cepat.
Maudy tersenyum mendengar jawaban teman-temannya. “Makanya, mulai detik ini, yuk mari kita berjanji untuk tidak akan membuang sampah sembarang lagi dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita.”
“Iya, aku janji tidak akan membuang sampah sembarang lagi, deh,” ujar Doni sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
“Aku juga janji akan menjaga lingkungan,” imbuh Aji.
Maudy tersenyum senang. “Ini baru teman-temanku. Maaf ya, tadi aku memarahi kalian.”
“Tidak apa-apa. Kami juga minta maaf ya, Maudy,” jawab Aji, yang lalu diikuti Doni turut meminta maaf.
“Ini baru teman-temanku,” ujar Maudy kemudian. Ia tertawa senang. Begitu pun dengan Doni dan Aji. *
Penulis: Nur Ayusha Lutfiah
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita