Gaya hidup berkelanjutan bisa diterapkan dalam seluruh keputusan-keputusan konsumsi kita, termasuk membeli dan memperlakukan pakaian. Ada banyak cara untuk membuat isi lemari pakaianmu lebih ramah lingkungan.

Limbah pakaian ternyata menjadi ancaman serius untuk lingkungan. Ini terutama disebabkan fast fashion, banyaknya busana murah dengan waktu edar singkat.

Dalam prosesnya yang massal itu, para produsen juga kerap mengabaikan prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan. Dari menggunakan bahan baku berkualitas buruk, pewarna yang mencemari lingkungan, sampai pola distribusi yang banyak menghasilkan jejak karbon dan sampah plastik. Belum lagi, kelebihan produksi merek-merek busana ternama beberapa kali berujung pada pembakaran stok yang tidak terjual.

Dari sisi konsumsi, kita kerap merasa tak perlu berpikir panjang untuk membeli pakaian. Apalagi, jika harganya murah. Bila pakaian rusak atau tidak menyukainya lagi, dengan enteng kita pun bisa membuangnya sehingga timbulan limbah pakaian sangat banyak.

Pola-pola seperti itu tak bisa lagi dipertahankan. Sebagai konsumen, kita mesti lebih berkesadaran ketika membeli pakaian, termasuk dalam merawatnya. Berikut ini, cara untuk lebih ramah lingkungan dalam mengonsumsi pakaian.

1. 30 kali penggunaan

Livia Firth, pendiri perusahaan sertifikasi keberlanjutan Eco Age, mengatakan bahwa 1 pakaian mesti dikenakan setidaknya 30 kali. Dengan patokan itu, kita memastikan bahwa pakaian itu memang benar-benar digunakan ulang dan tidak terbeli sia-sia.

Nah, sebelum membeli pakaian, ajukan dulu pertanyaan ke diri sendiri, apakah kamu akan menggunakannya setidaknya 30 kali. Jika jawabannya tidak yakin, kamu lebih baik tidak membeli pakaian itu.

2. Riset

Salah satu hal paling sulit untuk menerapkan prinsip keberlanjutan dalam membeli pakaian adalah merek apa yang benar-benar berkelanjutan. Saat ini, sebenarnya sudah banyak perusahaan yang peduli pada keberlanjutan lingkungan, sekaligus etis dalam memperlakukan para pekerjanya. Jangan malas riset untuk mengetahuinya, ya!

3. Opsi rental pakaian atau membeli bekas

Setiap lembar pakaian baru punya jejak karbon yang dihasilkan dari proses produksinya. Kalau memungkinkan, ketimbang selalu membeli baru, cek juga apakah ada pakaian bekas dalam kondisi bagus yang sesuai kebutuhanmu. Atau, kalau memang kamu mau pakai hanya sekali dua kali, pertimbangkan opsi menyewa pakaian, yang saat ini juga kian banyak penyedianya.

4. Donasikan pakaian bekas

donasi pakaian

Kerap, ada juga pakaian-pakaian yang masih baik kondisinya tetapi tak kita kenakan lagi karena beragam alasan. Daripada hanya teronggok di lemari, berikan ke mereka yang membutuhkan atau menyukainya.

5. Rawat agar lebih awet

Ini sudah jelas. Perlakukan yang asal-asalan bisa membuat pakaian cepat rusak dan kamu perlu menggantinya dengan yang baru. Jadi, perhatikan benar-benar, dari cara mencuci, menyetrika, hingga menyimpannya.

6. Belajar memperbaiki pakaian

mwnjahit pakaian

Kancing lepas, kaos sobek sedikit. Jika masih bisa diperbaiki, kamu tak perlu menggantinya dengan yang baru. Belajar menjahit sederhana sedikit-sedikit bisa membuatmu lebih mandiri merawat pakaian. Apabila kerusakan cukup sulit diperbaiki sendiri, cobalah untuk membawanya dulu ke tukang jahit alih-alih membuangnya.

Semoga kita lebih cermat merawat pakaian dan berpikir lebih panjang sebelum membeli yang baru!