Frank Gehry, salah satu arsitek yang disebut-sebut sebagai arsitek paling berpengaruh di dunia. Dia pernah menantang dunia arsitektur dengan pertanyaan mengapa bangunan harus berbentuk kotak.

Kejenuhan akan bentuk bangunan yang begitu-begitu saja juga mendorong iStudio Architecture yang berlokasi di India untuk berpikir di luar kotak. Mereka merancang The Brick House. Terletak di tengah-tengah area pedesaan di Wada, dekat Mumbai, bangunan ini dikelilingi perbukitan dan peternakan.

Bangunan yang menampilkan tekstur asli bata dan batu tanpa terlalu banyak finishing itu segera mencuri perhatian semua orang yang melintas. Setiap ruang terhubung dengan ruang lain dengan lengkungan-lengkungan pada badan bangunan, menuntun penjelajahnya ke ruang tak bersudut di halaman tengah. Perabotannya yang menjadi satu kesatuan dengan keseluruhan struktur bangunan tampak “menyembul” secara alami dari lantai atau dinding.

0706-Tips-Properti-4-min
0706-Tips-Properti-2-min
0706-Tips-Properti-3-min

Bangunan ini juga mempertimbangkan komposisi cahaya dan bayangan. Pada area-area tertentu, bayangan obyek akan tampak indah, bersisian dengan cahaya yang menerobos. Posisi dan ukuran bangunan ini menyesuaikan iklim, memastikan bahwa bangunan mendapatkan cahaya natural yang cukup dan secara alami bisa membuat temperatur di dalam bangunan sejuk.

Mengambil inspirasi dari bangunan tersebut, kita sebenarnya bisa membangun rumah secara lebih kreatif dan ramah lingkungan. Pertimbangan tentang pencahayaan dan sistem pendinginan rumah yang baik akan mengurangi konsumsi energi serta pengeluaran. Selain itu, material lokal pun menjadi unsur penting bangunan. Yang lokal kemungkinan besar akan sesuai dengan iklim dan tidak membutuhkan biaya besar dalam pengangkutan material. [*/NOV]

Foto-foto: dokumen Contemporist.com

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 7 November 2014