Proses persalinan sangatlah unik. Persalinan bukan sekadar melahirkan. Bukan sekadar membawa bayi keluar dari “rumah” yang telah didiaminya selama sembilan bulan. Persalinan adalah dari perjuangan cinta. Persalinan adalah tanda kasih.

Namun sayang, persalinan yang seharusnya menjadi momen indah sering kali menjadi momok bagi perempuan karena ada anggapan bahwa proses melahirkan itu sangat menyakitkan. Dengan anggapan itu, tak sedikit perempuan yang telah melahirkan mengalami trauma, baik dalam tingkat yang ringan maupun berat.

Jika hal ini dibiarkan, sebenarnya bukan hanya sang ibu yang terganggu. Anak dan orang-orang di sekelilingnya bisa merasakan hal yang sama. Padahal, untuk mengubah kondisi suatu generasi menjadi lebih baik di masa yang akan datang bermula dari ibu hamil.

Memang benar melahirkan itu terasa sakit, tapi sebenarnya ini bisa dikelola atau dikendalikan sehingga tidak ada trauma dalam prosesnya. Sebab, sekali lagi, inti dari persalinan yakni cinta kasih dapat terus diwarisi dengan baik.

Terkait itu, dengan latar belakang sebagai bidan, Lanny Kuswandi (61) mendalami ilmu hypnobirthing yang dapat membantu para ibu hamil agar mampu melewati persalinan tanpa rasa takut dan sakit yang berlebihan.

“Sesungguhnya hypnobirthing merupakan teknik lama yang dulu sering diajarkan dan dilakukan orangtua. Ingat dulu, perempuan hamil sering ‘dibekali’ gunting kecil atau peniti untuk diselipkan ke pakaiannya. Jadi, setiap kali ganti pakaian, benda tersebut tidak lupa diselipkan kembali sembari sang ibu hamil berkata, ‘saya dan jabang bayi sehat selamat’,” kenang Lanny.

Lanny melanjutkan, “Dengan demikian, sesungguhnya setiap hari kita dianjurkan untuk memberi atau menyampaikan niat-niat positif ke bawah alam sadar sehingga ketika melahirkan nanti bisa aman, nyaman, bayinya sehat. Semua proses dalam kelembutan. Dulu, memang tidak tahu kalau itu termasuk hypnosis/hypnobirthing.”

Kekuatan sugesti

Saat ini, terkait relaksasi dan sugesti bukan isapan jempol semata, sudah banyak penelitian yang menerangkan manfaat dari ilmu relaksasi dan sugesti. Termasuk salah satunya, hypnobirthing.

Hypnobirthing merupakan salah satu teknik autohipnosis (selfhypnosis) atau swasugesti dalam menghadapi dan menjalani kehamilan serta persiapan melahirkan sehingga para perempuan hamil mampu melalui masa kehamilan dan persalinannya dengan cara yang alami, lancar, dan nyaman. Kemudian, yang lebih penting adalah untuk kesehatan jiwa dari bayi yang dikandung,” terang Lanny.

Metode ini dikembangkan berdasarkan adanya keyakinan bahwa dengan persiapan melahirkan yang holistik—body, mind, dan spirit—maka saat persalinan ibu hamil dan suaminya dapat melalui proses persalinan yang jauh dari rasa takut yang dapat menimbulkan ketegangan dan rasa sakit.

0910-LANGGAM-BIRTH1
0910-LANGGAM-BIRTH3
0910-LANGGAM-BIRTH2

Proses hypnobirthing bekerja berdasarkan kekuatan sugesti. Proses ini menggunakan afirmasi positif, sugesti, dan visualisasi untuk menenangkan tubuh, mamandu pikiran, serta mengendalikan nafas. Ibu hamil dapat melakukan metode ini sendiri atau dengan bimbingan ahli atau pedamping persalinan.

Metode ini dapat dilakukan dengan memberikan afirmasi verbal yang membantu memasuki kondisi tenang (calm state) dan hipnosis. Atau, bisa juga melalui visualisasi dengan membayangkan hal-hal yang menyenangkan maupun dengan mengunakan gerakan alami untuk mencapai relaksasi. Sebab setelah belajar memasuki kondisi relaksasi yang dalam, perempuan hamil akan mampu menetralisasi rekaman negatif yang ada di alam bawah sadarnya serta menggantinya (reprogamming) dengan memasukkan “program” positif.

Misalnya, diputarkan musik suara alam, video berkembangnya sebuah bunga, atau memikirkan kalimat-kalimat pernyataan seperti “saya ingin melahirkan secara normal”, “saya relaks, bayi saya juga relaks”. Hipnosis dalam hypnobirthing dapat dilakukan sendiri (self-hypnosis) atau meminta bantuan dari hipnoterapis, tergantung pada kebutuhan calon ibu.

Sebelum melakukan hypnobirthing saat persalinan, ada baiknya calon ibu (dan ayah) mengikuti kursus hypnobirthing saat kandungan berusia 25-29 minggu. Pada kursus ini akan diajarkan posisi tubuh saat persalinan dan kelahiran, mendalami relaksasi dan self-hypnosis, dan teknik bernafas.

Namun, apa pun metodenya, yang harus diingat adalah kehamilan itu anugerah terindah; dan sesudahnya adalah momen-momen berharga yang patut disyukuri setiap detiknya. “Semuanya adalah bentuk kasih sayang. Hal ini sesuai dengan kata ‘rahim’ yang berarti kasih. Jadi, tidak perlu takut ketika persalinan,” tutup Lanny. [ACH]

Foto-foto Iklan Kompas/E. Siagian dan Lanny Kuswandi

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 7 Oktober 2017