Bermain adalah bahasa anak. Selagi bermain, anak sekaligus belajar banyak hal dan mengeksplorasi. Untuk itu, anak butuh ruang, baik di dalam maupun di luar ruangan. Namun, bagaimana jika rumah Anda mungil?
Dijelaskan psikolog Anna Surti Ariani, bermain melibatkan lima aspek perkembangan, yaitu yaitu fisik, kognitif, bahasa, emosi, dan sosial. Permainan yang menggunakan motorik kasar, misalnya, akan melatih fisik anak. “Bukan sekadar membuat anak sehat, permainan ini membuat koordinasi motorik anak lebih baik dan berbagai jenis kecerdasan berkembang dengan lebih baik,” ujar Nina, panggilan akrabnya.
Sebaiknya anak memang banyak bermain di luar ruangan. Di kondisi luar ruang, anak bisa lebih bebas bereksplorasi dan lebih banyak mengenal hal baru. Namun, memang benar ia tak bisa terus-terusan berada di luar rumah. Oleh sebab itu, rumah pun sebisa mungkin merangsang kreativitasnya.
Barangkali masalah yang kerap dialami orangtua masa kini adalah merasa rumah tak begitu luas untuk memfasilitasi anak bermain. Solusinya, jangan melihat bahwa perkembangan ruang itu selalu horizontal. Ruang bisa dikembangkan secara vertikal, misalnya di atas ruang tidur orangtua.
Studio arsitektur Ruetemple di Rusia merancang jalan keluar cerdas untuk memberikan anak kesempatan bermain lebih banyak di dalam rumah. Studio ini mendesain kamar utama dengan area bermain multilevel di atas tempat tidur, termasuk rumah-rumahan kecil dan ruang rahasia. Ruangan ini punya podium besar untuk menempatkan kasur dan dua level lantai di atasnya dengan tangga plus jaring pengaman untuk anak-anak.
Arsitek dari Ruetemple mengatakan, selain memberikan ruang bagi anak untuk lebih aman dan leluasa bermain, konsep ini memberikan keuntungan bagi orangtua. Mereka bisa tetap beristirahat dengan tenang pada akhir pekan selagi anak mereka bermain.
Secara keseluruhan, strukturnya dibangun dengan kayu pinus dan timber. Tembok di sekelilingnya dicat putih. Jaring putih di sepanjang tangga dan balkon mencegah anak dari cedera ketika bermain atau memanjat. Pencahayaan alami datang dari jendela yang dirancang dengan bukaan lebar. Konsep semacam ini juga memungkinkan diterapkan di rumah-rumah lain. Tak ada alasan untuk tak memberi anak ruang yang layak untuk bermain. [*/NOV]
Foto dokumen Inhabitat.com
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 1 Maret 2016