Periode remaja menjadi momen yang sering kali dianggap paling menyenangkan. Beragam aktivitas dapat dilakukan karena energi yang dimiliki terasa masih sangat kuat dan bersemangat. Namun, berdasarkan informasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), fenomena pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi yang tinggi agar tercapai potensi pertumbuhan secara maksimal karena nutrisi dan pertumbuhan merupakan hubungan integral.

Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada masa ini dapat berakibat terlambatnya pematangan seksual dan hambatan pertumbuhan linear. Pada masa ini pula nutrisi penting untuk mencegah terjadinya penyakit kronik yang terkait nutrisi pada masa dewasa kelak, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, dan osteoporosis.

Sebelum masa remaja, kebutuhan nutrisi anak lelaki dan anak perempuan tidak dibedakan, tetapi pada masa remaja terjadi perubahan biologis dan fisiologis tubuh yang spesifik sesuai gender (gender specific) sehingga kebutuhan nutrienpun menjadi berlainan. Sebagai contoh, remaja perempuan membutuhkan zat besi lebih banyak karena mengalami menstruasi setiap bulan.

Selain itu, beranjak remaja, kebutuhan vitamin C untuk laki-laki dan perempuan dibedakan. Remaja putri berusia belasan tahun memerlukan asupan vitamin C hingga 65 miligram per hari, sedangkan remaja putra berusia belasan tahun adalah 75 miligram per hari. Kebutuhan vitamin C ini haruslah berlanjut hingga menginjak umur 18 tahun.

Selanjutnya, ketika memasuki masa remaja dewasa, yaitu awal 20 tahun, seorang laki-laki membutuhkan asupan vitamin C sebanyak 90 miligram perhari, sementara kebutuhan vitamin C seorang perempuan di awal 20-an sekitar 75 miligram perhari. Bagi perempuan, kebutuhan akan asupan vitamin C meningkat pada masa kehamilan, yaitu 80-85 miligram setiap hari dan pada masa menyusui, yaitu 115–120 miligram setiap hari demi menutrisi sang bayi.

Vitamin C diperlukan oleh tubuh untuk pembentukan jaringan kolagen dan membantu fungsi antioksidan tubuh dalam menetralisasi radikal bebas. Tubuh manusia tidak dapat membuat vitamin C sendiri sehingga harus didapat dari makanan dan suplemen. Peneliti dari University of Michigan Mark Moyad mengatakan bahwa penting sekali mengetahui kebutuhan vitamin C untuk tubuh. Ketika tubuh kekurangan vitamin C, efek yang dirasakan bisa sangat terlihat. Mulai dari sariawan, bibir pecah, lesu, dan lainnya.

Namun ingat, jangan pula mengonsumsi terlalu banyak vitamin C karena terdapat efek samping, seperti meningkatkan risiko penyakit batu ginjal karena kadar vitamin C yang berlebihan mengakibatkan penimbunan di ginjal. Kedua, rasa kelelahan yang menyebabkan sulit tidur. Ketiga, kram perut yang disertai pusing dan mual. Keempat, terjadi masalah fisiologis; dan kelima, dapat mengganggu pengobatan penyakit kanker.

Asupan nutrisi lain

Selain vitamin C, terdapat kebutuhan nutrisi untuk remaja, yaitu karbohidrat yang merupakan sumber energi utama yang dibutuhkan untuk beraktivitas. Rata-rata remaja membutuhkan sebanyak 60–75 persen dari total kebutuhan kalori per energi. Kemudian, protein yang dibutuhkan sebagai zat pembangun sebanyak 10–15 persen. Lemak dan asam lemak esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Konsumsi lemak yang dianjurkan tidak lebih dari 10–20 persen dari total kebutuhan kalori.

Terdapat juga kebutuhan akan mineral. Karena pertumbuhan tulang yang pesat di masa remaja, maka asupan kalsium (Ca) pada remaja menjadi sangat penting. Setiap harinya remaja membutuhkan sekitar 1300 miligram kalsium per hari. Zat besi (Fe) dan seng (zinc) juga merupakan mineral yang sangat penting untuk pertumbuhannya. Selanjutnya, jangan lupa serat. Ini berperan penting untuk menjaga fungsi normal usus, mencegah penyakit jantung koroner dan diabetes. [*/ACH]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 20 September 2018.