Mengisi bulan penuh rahmat dan ampunan dengan berwisata acap dijadikan pilihan kegiatan untuk mempertebal nilai-nilai keagamaan. Wisata yang dimaksud bukanlah pergi ke suatu tempat jauh yang menyuguhkan pemandangan eksotis dan penuh dengan wahana pemainan. Wisata di sini lebih mengarah kepada wisata rohani, yakni mengunjungi tempat-tempat suci yang sarat akan nilai keagamaan.

Berkunjung ke masjid yang tersebar di berbagai tempat, di pusat kota maupun pelosok, merupakan salah satu pilihan tepat untuk memberi warna tersendiri pada bulan penuh rahmat ini. Beberapa masjid berikut ini dapat dimasukkan dalam daftar kunjungan wisata religi.

Masjid Istiqlal

Masjid megah tak hanya tersohor di tengah masyarakat Ibu Kota. Masjid yang pembangunannya diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia, Ir Soekarno acap dijadikan tempat diselenggarakannya peringatan hari besar Islam secara nasional.

Masjid yang diarsiteki Frederich Silaban ini terdiri dari 5 lantai pada bangunan utamanya dan memiliki kubah berdiameter 45 meter. Bila ditelisik, salah satu masjid termegah di Asia Tenggara ini mengandung gaya arsitektur modern. Hal ini dapat dilihat dari dinding dan lantainya yang berlapis marmer serta keberadaan ornamen berbahan baja antikarat.

Pada hari-hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha masjid ini selalu penuh sesak oleh warga Jakarta dan sekitarnya yang hendak menjalankan shalat. Pada hari libur atau bulan puasa seperti saat ini, banyak keluarga yang berkunjung ke masjid ini. Selain menambah wawasan tentang keberadaan tempat ibadah, wisata religi dapat mempertebal keimanan.

Masjid Dian al Mahri

Mendengar nama masjid yang satu ini sekilas tampak asing, tetapi jika disebut Masjid Kubah Emas banyak orang segera mengenalnya. Ya, masjid yang berdiri di Limo, Depok, Jawa Barat ini dikenal sebagai Masjid Kubah Emas lantaran kubahnya terbuat dari emas.

Masjid yang dibangun oleh pengusaha asal Banten, Hj Dian Djuriah Maimun al Rasyid, mempunyai kawasan yang cukup luas, yaitu sekitar 50 hektar. Tak ayal, masjid mewah ini acap dijadikan salah satu tujuan wisata rohani bagi masyarakat berasal dari Jawa Barat, Jakarta, dan mancanegara.

Secara garis besar, arsitektur Masjid Kubah Emas mengikuti gaya Timur Tengah. Hal ini diperlihatkan di antaranya bentuk kubah menyerupai kubah yang ada di India dan Persia, serta sentuhan ornamen dekoratif geometris khas Timur Tengah.

Selain bergaya Timur Tengah, masjid ini memiliki gaya Eropa, yakni dengan keberadaan lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia. Ditambah lagi dengan granit dari Italia sebagai ornamen yang membalut keenam menara menjulang.     Pengunjung yang datang ke kawasan ini dapat membeli buah tangan, baik berupa produk busana muslim, Al Quran, maupun perlengkapan shalat.

Masjid Raya Al Mashun

Selain kedua masjid di atas, yang notabene tidak jauh dari pusat pemerintahan, masih banyak masjid lainnya yang tak kalah menarik untuk dikunjungi. Sebut saja salah satunya Masjid Raya Al Mashun yang berdiri megah di pusat kota Medan, Sumatera Utara. Masjid yang disebut-sebut sebagai salah satu bukti peradaban Islam di Medan ini mengandung gaya arsitektur dari India, Arab, dan Eropa.

Bila dilihat dari depan, masjid yang berada di kompleks Istana Maimun ini tampak seperti umumnya masjid di Timur Tengah. Namun, jika ditelusuri lebih dalam, pintu masuk yang berdiri kokoh dan tinggi sudah dapat ditebak bahwa konsep ini dimiliki bangunan yang berdiri di negara-negara Eropa.

Masjid yang di dalamnya terdapat sebuah mimbar yang dilengkapi kubah kecil keemasan ini terasa layak untuk dikunjungi, terlebih pada saat-saat seperti bulan puasa sekarang ini. Selain unik, taman hijau yang mengelilingi bangunan megah ini tampak subur terjaga sehingga udara sejuk pun hadir ketika kita menghampiri bangunan suci sarat sejarah. [BYU]

Foto: iklan Kompas/Antonius SP.

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 2013