Erick Thohir bahkan menegaskan, “Hidup adalah sebuah perjalanan transformasi tanpa henti. Saya selalu percaya setiap detik, menit, jam, hari, bulan, dan tahun memberi kesempatan bagi kita untuk berubah menjadi semakin baik lagi.”
Erick juga mengakui bahwa ia bisa menjadi seperti sekarang berkat bantuan dan dukungan dari lingkungan sekitar. Selain dari usaha dan kerja keras, keberhasilan datang dari kolaborasi yang dijalin dengan berbagai pihak.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan hal tersebut dalam acara peluncuran buku biografi berjudul (Bukan) Kisah Sukses Erick Thohir di Jakarta pada Kamis (10/11/2022). Buku setebal 336 halaman yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas ini menuturkan kisah lika-liku hidup seorang Erick Thohir yang dituliskan Abdullah Sammy.
Hadir dalam peluncuran buku tersebut, antara lain mantan atlet bulu tangkis Indonesia Greysia Polii; ekonom Drajad Wibowo; Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan; Menteri Perdagangan 2016-2019 Enggartiasto Lukita; Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas; anggota Dewan Pertimbangan Presiden Putri Kuswisnuwardhani; serta sejumlah anggota DPR.
Erick menilai ragam fase pendewasaan diri yang ia lalui tersaji secara runtut dalam buku ini. Salah satu dari fase pendewasaan itu, saat dirinya memasuki fase transisi di era remaja.
”Semua fase sulit yang pernah saya lalui mungkin tak banyak orang yang tahu. Buku ini menyajikan kisah tersebut untuk memberikan gambaran bahwa banyak fase sulit yang saya lalui hingga memasuki titik seperti saat ini,” ucap Erick.
Dalam kesempatan itu, Zulkifli Hasan juga menuturkan, kisah perjalanan Erick bisa menjadi inspirasi bagi semua orang. ”Saya kenal lama Pak Erick dan keluarganya, kami seperti keluarga karena berasal dari daerah yang sama. Pak Erick hatinya merah putih, punya empati dan memang man of action, dia pekerja keras dan hasilnya nyata,” katanya.
Mantan pemain bulu tangkis Indonesia Greysia Polii mengisahkan saat Erick Thohir berperan sebagai pemimpin yang siap mendukung timnya.”Waktu itu beliau (Erick Thohir) bilang kepada saya, melalui pelatih, untuk main sebaik mungkin. Akhirnya, saya mau main dengan keberanian dan apa yang saya bisa pada saat itu. Tapi, waktu itu kan keputusan tetap ada di tangan IOC dan BWF,” ujar Greysia mengisahkan pengalamannya saat didiskualifikasi pada Olimpiade London 2012.
Greysia juga menambahkan, setelah kejadian itu, Erick dan tim tidak mengasingkan atlet karena permasalahan yang ada. Namun, justru melindungi atlet untuk tidak bertemu dengan media ataupun melakukan konferensi pers. Erick-lah yang berdiri di depan hotel tim Indonesia dan menjawab pertanyaan dari media, menggantikan posisi tim atlet.
Melalui buku ini, Erick Thohir tidak hanya memaparkan prinsip dan falsafahnya, tetapi juga mengisahkan hal-hal yang ia hargai dalam hidup.
Anda yang tertarik mendapatkan buku ini, dapat melakukan pre-order hanya di Tokopedia Harian Kompas: https://www.tokopedia.com/harian-kompas/bukan-kisah-sukses-erick-tohir